DigiTripX.id – Jepang lagi-lagi bikin gebrakan! Kali ini, Negeri Sakura serius banget pengin jadi rumah kedua buat para ilmuwan top dunia. Gak tanggung-tanggung, Jepang siap menggelontorkan dana jumbo hingga 100 miliar yen alias sekitar Rp11 triliun demi menarik para peneliti dari seluruh penjuru dunia. Salah satu target utamanya? Ilmuwan kece dari Amerika Serikat yang mulai ogah-ogahan karena kecewa sama kebijakan era Donald Trump.
Kebijakan keren ini dilaporkan oleh Kyodo News Plus, yang menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari strategi Jepang menghadapi panasnya persaingan global dalam berburu talenta, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor. Dua bidang ini emang lagi naik daun banget dan jadi rebutan banyak negara.
“Kami akan berupaya sekuat tenaga menjadikan negara kami yang paling menarik di dunia bagi para peneliti,” tegas Minoru Kiuchi, Menteri Keamanan Ekonomi Jepang.
Baca Juga : Asal-Usul Kuntilanak, Hantu Perempuan Paling Hits di Indonesia!
Target Utama: Ilmuwan Amerika yang “Patah Hati”
Meski program ini terbuka buat semua peneliti dari seluruh dunia, Jepang secara khusus juga menyasar ilmuwan asal AS. Alasannya cukup masuk akal, pemerintahan Trump dulu sempat memangkas anggaran besar-besaran untuk sains dan teknologi, termasuk dana buat NASA dan National Science Foundation. Nah, Jepang melihat peluang emas dari sana!
Salah satu proyek yang jadi sorotan adalah inisiatif dari Universitas Tohoku, yang siap menyuntik dana hingga 30 miliar yen untuk merekrut 500 peneliti, baik lokal maupun internasional. Siapa tahu kamu salah satunya?
Jepang Nggak Sendirian
Tapi tunggu dulu, Jepang bukan satu-satunya yang berambisi menarik para “otak brilian”. Uni Eropa sudah duluan bikin gebrakan dengan program serupa senilai 500 juta euro, sementara Inggris menganggarkan 50 juta pound sterling. Bahkan, Prancis sampai menawarkan konsep “safe haven” alias tempat aman buat ilmuwan Amerika yang pengin pindah haluan.
Kenapa Ini Penting?
Persaingan global dalam riset dan teknologi makin ketat. Negara mana pun yang berhasil menggaet ilmuwan terbaik bisa jadi raja di bidang AI, teknologi, dan inovasi masa depan. Jepang paham banget soal ini, makanya mereka nggak mau ketinggalan kereta.
