DigiTripX.id – Alibaba Group, raksasa teknologi asal Tiongkok, kembali membuat gebrakan dengan mengumumkan peluncuran model kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka, Wan 2.1. Model ini di rancang untuk menghasilkan konten video dan gambar berdasarkan perintah teks dan akan tersedia dalam format open source mulai 25 Februari 2025.
Langkah ini di ambil di tengah persaingan ketat di industri AI, terutama setelah peluncuran model AI open source oleh DeepSeek pada Januari lalu yang performanya setara dengan produk berbayar dari perusahaan seperti OpenAI.
Baca Juga : China Diduga Sebar Malware PlugX ke Ribuan Komputer Dunia!
Selain Wan 2.1, Alibaba juga memperkenalkan QwQ-Max, sebuah model AI reasoning yang mampu memberikan penjelasan tentang proses kerjanya. Versi pratinjau QwQ-Max telah di rilis, dengan rencana peluncuran versi lengkap secara open source dalam waktu dekat.
Untuk mendukung inovasi ini, Alibaba berencana menginvestasikan lebih dari 380 miliar yuan (sekitar USD 52,44 miliar) dalam tiga tahun ke depan guna memperkuat infrastruktur cloud computing dan AI mereka. Investasi ini melebihi total pengeluaran perusahaan dalam bidang tersebut selama satu dekade terakhir.
Baca Juga : Vietnam Beri Lampu Hijau Starlink, Elon Musk Makin Moncer?
Namun, pengumuman investasi besar ini memicu kekhawatiran di kalangan investor mengenai dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan. Saham Alibaba di bursa AS turun lebih dari 10% setelah pengumuman tersebut.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Alibaba menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan memimpin dalam perkembangan teknologi AI global.
Dengan perkembangan teknologi OpenAI, memberikan banyak pilihan bagi pengguna di masa yang akan datang. Namun apakah ini menjadi solusi yang terbaik atau sebaliknya?
