Wujudkan Digitalisasi UMKM, UNHAS Dampingi Budidaya Lele Dumbo

DigiTripX.id – Universitas Hasanuddin Makassar (UNHAS) menjawab tantangan rantai pasok dan pemasaran UMKM kuliner khas Makassar melalui program pengabdian masyarakat berbasis pemberdayaan. Fokusnya adalah meningkatkan keberlanjutan suplai bahan baku sekaligus mendigitalisasi usaha UMKM Mangga Tiga (MT), produsen abon, bakso, dan nugget ikan di pesisir Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
UMKM yang digerakkan oleh sepuluh ibu-ibu ini telah menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan mampu membiayai pendidikan anak hingga ke perguruan tinggi. Namun, bisnis mereka menghadapi kendala klasik: produksi stagnan karena ketergantungan pada pasokan ikan lele dumbo ukuran besar yang tidak stabil, manajemen usaha yang masih sederhana, dan pemasaran yang mengandalkan cara konvensional.

“Untuk mengatasi akar permasalahan, kami tidak hanya berfokus pada pemasaran, tetapi juga pada hulunya, yaitu ketersediaan bahan baku,” jelas Ir. Edison Saade, M.Sc., Ph.D., ketua tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) UNHAS.
Baca Juga : Belum 17 thn Mengendarai Motor ke Sekolah! Praktis/Bahaya Kah?
Solusi Terintegrasi: Dari Budidaya hingga Pemasaran Digital
Program yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini dirancang secara menyeluruh. Langkah pertama adalah memutus ketergantungan pada supplier luar dengan mengajak mitra memproduksi bahan baku sendiri.

Tim yang juga melibatkan Prof. Dr. Ir. Sutina Made, M.S. (FIKP UNHAS) dan Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.Hum. (Fakultas Hukum UNHAS) ini memberikan pelatihan intensif. Pada Senin, 28 Juli 2025, dilakukan sosialisasi di depan rumah produksi UMKM MT yang mencakup:
-
Teknologi Budidaya: Pembuatan dan pemasangan Keramba Jaring Apung (KJA), serta pemeliharaan ikan lele dumbo di Danau Tanjung Bunga.
-
Kemandirian Pakan: Teknologi pembuatan pakan alternatif “GELnat” berbahan baku lokal.
-
Digital Marketing: Strategi pemasaran digital untuk memperluas jangkauan dan efisiensi biaya.
-
Standar Produk & Hukum: Pentingnya standar produk layak konsumsi dan tertib administrasi usaha untuk profesionalisasi.
Hasil Nyata: Produksi Meningkat, Usaha Terdigitalisasi



Implementasi program dari Agustus hingga November 2025 membuahkan hasil konkret. Satu unit KJA berukuran 10x5x1 meter berhasil dipasang dan mampu memproduksi 200 kg ikan lele dumbo ukuran konsumsi (diatas 500 gram) per siklus. Ini menjadi pasokan bahan baku abon yang berkelanjutan untuk UMKM MT.
Di sisi manajemen dan pemasaran, terjadi transformasi signifikan. Pengetahuan mitra melonjak dari 30% di awal menjadi 90% di akhir kegiatan. Perubahan paling terlihat adalah pergeseran pemasaran dari konvensional ke platform digital seperti Shopee.
“Pendampingan administrasi dan hukum membantu mitra membuat business plan, pembukuan yang rapi, serta memahami aspek legal usaha. Ini fondasi untuk keberlanjutan dan skalabilitas,” papar Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.Hum.
Baca Juga : Gletser “Sakit Parah”: Kemampuan Bertahan Tinggal 10 Tahun Lagi
Dampak Berkelanjutan
Program ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi menciptakan ekosistem usaha mandiri bagi UMKM Mangga Tiga. Dengan menguasai budidaya, produksi, hingga pemasaran digital, mereka kini lebih tahan banting menghadapi fluktuasi pasar. Inisiatif UNHAS ini menjadi model pemberdayaan UMKM berbasis produk lokal yang dapat direplikasi di daerah lain, mendukung visi Makassar sebagai Kota Kuliner yang berkelanjutan.
Kontak Narasumber:
-
Ir. Edison Saade, M.Sc., Ph.D. – Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS
-
Prof. Dr. Ir. Sutina Made, M.S. – Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS
-
Dr. Sri Susyanti Nur, S.H., M.Hum. – Fakultas Hukum UNHAS
Tentang UMKM Mangga Tiga:
UMKM yang berlokasi di Kelurahan Mangga Tiga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, yang bergerak dalam pengolahan hasil perikanan (abon, bakso, nugget ikan) dan digerakkan oleh kelompok ibu-ibu.



