Academy

Gletser “Sakit Parah”: Kemampuan Bertahan Tinggal 10 Tahun Lagi

DigiTripX.id – Gletser sebagai pahlawan yang sedang terluka parah. Mereka berjuang mati-matian melawan pemanasan global dengan mengeluarkan “kekuatan dingin”-nya. Sayangnya, penelitian terbaru mengungkap bahwa pertahanan heroik ini tinggal sementara.

Tim ilmuwan dari Institute of Science and Technology Austria (ISTA) memperingatkan bahwa kemampuan alami gletser untuk mendinginkan lingkungan sekitarnya diprediksi akan mencapai batas maksimum dalam satu dekade ke depan. Setelah itu, kondisi mereka akan kian kritis.

Gletser Berjuang, Tapi Kekuatannya Menipis

Penelitian yang di publikasikan di jurnal bergengsi Nature Climate Change ini di pimpin oleh Prof. Francesca Pellicciotti. Awalnya, timnya mengamati fenomena unik di ketinggian 5.000 meter di Gunung Everest.

“Gletser bereaksi terhadap udara yang menghangat di musim panas dengan meningkatkan pertukaran suhu di permukaannya,” jelas Pellicciotti, seperti dikutip dari Sci Tech Daily.

Reaksi ini menciptakan angin katabatik—aliran udara dingin dalam jumlah besar yang mengalir menuruni lereng. Thomas Shaw, pakar glasiologi dalam tim ini, menganalogikan: semakin panas iklim, semakin keras gletser “berusaha” mendinginkan iklim mikro di lembah di bawahnya.

“Namun efek ini tidak akan bertahan lama. Pergeseran tren akan terjadi sebelum pertengahan abad,” tegas Shaw.

Baca Juga : Strategi Pengembangan Unhas: Pemekaran Fakultas untuk Jawab Tantangan Ilmu Pengetahuan

Titik Kritis: Kapan Perlawanan Gletser Akan Runtuh?

Dengan menggabungkan data dari 350 stasiun cuaca di 62 gletser global, tim menemukan fakta mencengangkan. Suhu permukaan gletser meningkat 0,83°C untuk setiap kenaikan 1°C suhu udara sekitar. Pemanasan ini lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Model yang mereka kembangkan memproyeksikan efek pendinginan puncak terjadi antara tahun 2020-an hingga 2040-an. Setelah periode itu, gletser yang sudah kehilangan banyak massanya akan “kolaps” dan tersambung kembali dengan atmosfer yang panas.

“Saat itulah perjalanan mereka berakhir,” kata Shaw dengan nada suram.

Pesan di Balik Keprihatinan: Waktu untuk Beradaptasi Terbatas

Meski membawa kabar buruk, temuan ini memberi kita pesan penting. Kemampuan pendinginan gletser yang masih tersisa sedikit waktu memberi kita jeda untuk beradaptasi.

“Kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk mengoptimalkan rencana pengelolaan air dalam beberapa dekade mendatang,” ujar Shaw.

Namun, dia menegaskan bahwa menyelamatkan gletser secara langsung dengan cara-cara seperti menutupinya atau penyemaian awan adalah sia-sia. Itu ibarat “menempelkan plester mahal pada luka tembak.”

Solusi satu-satunya, menurut Shaw, adalah kebijakan iklim global yang lebih kuat untuk memangkas emisi gas rumah kaca.

“Setiap kenaikan sepersekian derajat sangat berarti,” pesannya, mengingatkan kita bahwa aksi kolektif untuk membatasi pemanasan global adalah satu-satunya harapan.

Gletser dunia sedang “sekarat” dengan perlahan. Penelitian ini tidak hanya soal mencairnya es, tetapi hilangnya sebuah sistem pendingin alami Bumi.

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button