
DigiTripX.id – Universitas Hasanuddin (Unhas) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Strategi pengembangan yang diusung tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas akademik internal, tetapi juga pada penyesuaian struktur kelembagaan melalui pemekaran fakultas.
Hal ini diungkapkan oleh Prof. dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K)., M.Med.Ed., dalam sebuah wawancara eksklusif. Beliau menjelaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang bukan hanya semakin luas tapi juga semakin spesifik dan detail menjadi pendorong utama strategi pemekaran ini.
“Tidak dipungkiri, Unhas semakin berkembang. Seiring waktu, ilmu pengetahuan semakin dalam,” ujar Prof. Budu.
Beliau memberikan analogi pada ilmu komunikasi yang dahulu dianggap sangat spesifik yang merupakan hanya bagian dari Ilmu Psikologi, namun kini dipandang sebagai ilmu yang general dan luas dan bahkan bisa dikembangkan menjadi beberapa aspek ilmu komunikasi yang lebih spesifik. Sama di bidang Ilmu Kedokteran saat ini mengalami pengembangan yang cukup cepat, lebih tajam dan lebih spesifik.
Salah satu contoh Ilmu Penyakit Dalam saat ini sudah menjadi ilmu yang general dan sudah terbagi ke beberapa ilmu-ilmu baru dan terpisah sendiri. Ilmu Penyakit Jantung, Ilmu Penyakit Paru dll. Bahkan menjadi lebih spesifik ke bidang spesialistik dan subspesialistik. Pola seperti ini adalah keniscayaan dalam perkembangan akademik,” tambahnya.
Baca Juga : Unhas Berbenah! Prof. Budu Gagas Kampus Sociopreneurship!
Jejak Sukses Pemekaran dan Rencana ke Depan
Prof. Budu memaparkan bahwa Unhas telah memiliki rekam jejak yang sukses dalam melakukan pemekaran fakultas. Beberapa fakultas yang awalnya berada di bawah naungan satu “induk” yang lebih besar, kini telah mandiri dan justru semakin maju.
“Alhamdulillah, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Keperawatan yang awalnya dibawah managemen Fakultas Kedokteran, saat ini telah lepas. Semuanya sudah terakreditasi unggul dan terakreditasi internasional. Masing-masing dari fakultas ini sudah memiliki prodi-prodi yang spesifik dan bahkan memiliki jenjang Pendidikan sarjana, magiister dan doctoral yang peminatnya sangat tinggi. Ini membuktikan bahwa pemekaran adalah strategi yang tepat,” jelasnya.
Proses serupa juga telah terjadi di rumpun ilmu-ilmu pertanian yang saat ini sudah ada Fakultas Peternakan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Kehutanan yang telah lama terpisah dengan induknya, dan maju berkembang. Baru-baru ini, Fakultas Teknologi Pertanian (Tekper) juga telah juga berdiri sendiri menjadi sebuah fakultas sendiri hasil pemekearan Fakultas Pertanian.
Untuk rencana ke depan, Prof. Budu menyebut Prodi Kedokteran Hewan dan Prodi Psikologi yang saat ini ada dibawah naungan Fakultas Kedokteran tidak menutup kemungkinan akan bisa mekar menjadi fakultas tersendiri. Kedua prodi ini sebagai calon kuat untuk bisa dimekarkan, tentu setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Baca Juga : Prof. Budu untuk Unhas: Tingkatkan Kesejahteraan Dosen 100%!
Fokus pada Pengembangan Fakultas Teknik
Salah satu prioritas pengembangan yang sebaiknya secepatnya digodok adalah pemekaran Fakultas Teknik. Berdasarkan hasil penjaringan aspirasi, pengembangan fakultas ini masuk dalam program prioritas. Fakultas Tehnik Adalah fakultas yang besar dan saat ini memiliki jumlah mahasiswa yang besar. Sangat layak untuk dikembangkan dan dimekarkan menjadi 3-4 fakultas dalam masa 4 tahun ke depan.
“Saya sudah mempelajari model pengembangan di beberapa institut teknologi ternama seperti ITB, ITS, dan Institut Teknologi Kalimantan. Mereka memiliki fakultas Teknik yang bervariasi, berbeda satu sama lain yang sepertinya mengarah kepada pengembangan ilmu terkini dan masa depan,” ujar Prof. Budu.
Beliau melihat potensi besar yang dimiliki Unhas, dengan didukung enam gedung representatif yang masing-masing mewakili jurusan atau rumpun ilmu tertentu, seperti Sipil, Mesin, elektro, perkapalan, Arsitektur dan Geologi. Ada 6 cluster Gedung yang megah dengan prodi sarjana, magister, doctoral yang bervariasi dan spesifik.
“Keenam gedung itu adalah representasi dari ilmu terkait,” tegasnya.
Namun, Prof. Budu menekankan bahwa pemekaran di Unhas tidak akan serta-merta meniru model institusi lain. Pengembangan akan disesuaikan dengan versi, kondisi, kekuatan, dan yang terpenting, budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
“Kita harus mengembangkan fakultas dengan versi kita, kondisi kita, kekuatan kita, dan budaya kita di Sulsel. Ini akan menjadi ciri khas dan kekuatan Unhas ke depannya,” pungkasnya.
Rencana strategis ini menunjukkan langkah progresif dalam merespons dinamika ilmu pengetahuan global sekaligus tetap berakar pada kekuatan dan kearifan lokal.



