Tour Guide Ngamuk di Jeju, Turis Taiwan Belanja”Cuma”Rp 18 Juta

DigiTripX.id – Liburan ke Pulau Jeju seharusnya berakhir manis bagi sekelompok turis asal Taiwan. Eh, malah berakhir dengan omelan sang pemandu wisata karena mereka dianggap “kurang belanja”. Padahal, nilai belanja mereka nggak sedikit, lho lebih dari S$1.400 atau hampir Rp 18 juta.
Seperti dilaporkan Mothership (8/10/2025), rombongan ini menghabiskan 4 malam di Jeju. Di hari terakhir, mereka diajak ke tempat belanja untuk cari oleh-oleh. Si tour guide menyarankan mereka untuk membeli beberapa masker wajah. Setelah mencoba beberapa produk, ternyata nggak ada yang cocok. Alih-alih memaksakan diri, para turis memutuskan balik ke bus.
Tapi, di sinilah drama mulai. Begitu naik bus, tour guide itu langsung “venting” dan ngomel-ngomel. Dia merasa dipermalukan karena rombongannya cuma belanja sedikit. Alasannya, produk-produk seperti masker wajah itu harganya nggak mahal, dan mereka pasti akan beli di toko lain juga.
Padahal, nih, rombongan turis Taiwan ini sudah mengeluarkan kocek lebih dari Rp 18 juta. Tapi bagi si pemandu, jumlah itu masih kurang. Hmm, standarnya seberapa, ya?
Baca Juga : Gum Wall Seattle: Simbol Kreativitas yang Bikin Geleng Kepala
Video Viral, Perusahaan Travel Minta Maaf
Akibat kelakuan sang pemandu, video amukannya pun viral di media sosial. Tekanan dari netizen membuat perusahaan travel yang mempekerjakannya akhirnya minta maaf. Tapi, kejadian kayak gini ternyata bukan kali pertama.
Tour Guide “Galak” Sudah Jadi Tren?
Kejadian serupa ternyata cukup sering terjadi, terutama di kawasan Asia. Pertengahan 2024 lalu, ramai video tour guide di China yang marah besar karena wisatawan enggan berbelanja di tempat yang dia tentukan. Dia kesal banget sampai memaki-maki rombongannya yang hanya belanja kurang dari Rp 2 juta.
Mundur lagi ke 2023, masih di China, seorang pemandu wisata ngamuk dan ancam batalkan perjalanan karena rombongan turis cuma lihat-lihat, tanpa beli satu pun barang di toko permata. Dia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka di tempat.
Kejadian-kejadian ini jadi pengingat buat kita untuk lebih cermat memilih agen travel atau tour guide. Pastikan itinerary-nya jelas, transparan, dan nggak memaksa untuk belanja di tempat tertentu. Soalnya, uang yang untuk belanja ya hak kita, dong!