Interest

Trump Asbun Soal Autisme, Klaim Tylenol dan Vaksin Berbahaya!

DigiTripX.id – Mantan Presiden AS Donald Trump kembali bikin heboh dengan pernyataan asbun (asal bunyi) yang menuding vaksin dan obat pereda nyeri Tylenol (parasetamol) bisa sebabkan autisme. Klaim mengejutkan ini langsung ditepis habis-habisan oleh para ahli medis yang menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin (22/9/2025), Trump secara terbuka memeringatkan ibu hamil untuk tidak mengonsumsi Tylenol. Dia juga menyuarakan keraguan terhadap program vaksinasi anak.

“Saya ingin katakan apa adanya, jangan minum Tylenol. Jangan minum itu,” tegas Trump. “Saran saya yang lain, jangan biarkan mereka menyuntikkan bayi Anda dengan banyak sekali vaksin sejak dini,” tambahnya.

Trump bahkan menyarankan vaksin kombinasi seperti MMR (Campak, Gondongan, Rubella) untuk dipisah menjadi tiga suntikan berbeda—saran yang bertentangan dengan protokol medis standar.

Ahli Medis Serukan: “Pernyataan Ini Berbahaya!”

Respons dari komunitas medis tidak main-main. Organisasi kesehatan terkemuka seperti American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists langsung menegaskan bahwa pernyataan Trump berpotensi membahayakan kesehatan publik.

“Data tidak mendukung klaim bahwa Tylenol menyebabkan autisme. Klaim seperti ini hanya menebar ketakutan yang tidak perlu,” bunyi pernyataan resmi dari Koalisi Ilmuwan Autisme.

Baca Juga : Geger! Serangan Israel di Doha Picu Rapat Darurat PBB!

Produsen Tylenol dan Para Ilmuwan Angkat Bicara

Kenvue, perusahaan produsen Tylenol, juga angkat suara. Mereka mengklarifikasi bahwa sains independen dan kredibel dengan jelas menunjukkan bahwa parasetamol tidak menyebabkan autisme.

“Kami sangat khawatir klaim sebaliknya justru bisa menimbulkan risiko kesehatan serius bagi ibu hamil,” kata perwakilan Kenvue.

Bukan cuma soal Tylenol, Trump yang didampingi Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. (seorang kritikus vaksin terkenal) juga menyebut obat leucovorin sebagai “obat” untuk gejala autisme. Namun, para pakar lagi-lagi menekankan bahwa efektivitas leucovorin untuk autisme masih sangat terbatas dan buktinya lemah.

“Memang ada studi kecil yang menunjukkan potensi, tapi ini belum layak jadi rekomendasi luas. Butuh penelitian lebih lanjut,” jelas Audrey Brumback, peneliti autisme dari University of Texas at Austin.

Dampak ke Pasar dan Bukti Ilmiah Terbaru

Geger pernyataan Trump ini sempat bikin goncang pasar. Saham Kenvue (KVUE.N) anjlok lebih dari 7% pada hari yang sama, sebelum akhirnya berhasil pulih sebagian.

Di sisi lain, bukti ilmiah justru berbicara sebaliknya. Sebuah penelitian besar pada 2024 yang melibatkan 2,5 juta anak di Swedia kembali menegaskan tidak ada hubungan sebab-akibat antara paparan parasetamol selama kehamilan dan gangguan perkembangan saraf seperti autisme.

Memang, ada studi tahun 2025 yang menemukan korelasi, tetapi para peneliti dari Harvard dan Icahn School of Medicine menekankan bahwa korelasi bukanlah bukti bahwa obat tersebut adalah penyebab langsungnya.

“Pertanyaan tentang kaitan Tylenol dan autisme sudah diteliti berulang kali. Tanpa bukti baru yang kuat, pernyataan seperti ini sangat berisiko dan menyesatkan,” pungkas Dr. Diana Schendel dari A.J. Drexel Autism Institute.

Klaim kontroversial Trump sekali lagi memicu perdebatan sengit antara narasi politik dan sains. Sementara pernyataannya menyita perhatian, bukti dari berbagai penelitian dan otoritas kesehatan tetap konsisten: keamanan vaksin dan parasetamol telah didukung oleh data ilmiah yang kuat

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button