Mahasiswa UMS Sulap Limbah Biji Alpukat Jadi ‘Senjata’ Lawan Kanker Payudara

DigiTripX.id – Inovasi baru dalam dunia medis datang dari tangan kreatif mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka berhasil mengubah limbah biji alpukat yang biasanya terbuang, menjadi lipid nanopartikel canggih yang berpotensi menjadi obat untuk kanker payudara.
Inovasi yang mengangkat prinsip pemanfaatan limbah ini di kembangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE). Serta telah mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Melansir Tempo, Tim yang merupakan gabungan dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi UMS. Terdiri dari Nadya Putri Adisty (ketua), Lutfiana Zulfa, Yudha Pratama, Maryam Mahdiyyah, dan Obiet Gara R. Mereka dibimbing langsung oleh dosen Febrimarsa.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kanker masih menjadi penyebab kematian utama global dengan hampir 10 juta kematian.
“WHO mencatat, pada 2022 saja, terdapat 2,3 juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara dengan 670 ribu kematian. Angka ini menunjukkan betapa kita butuh terapi yang lebih efektif,” ujarnya di Solo, Senin (15 September 2025).
Salah satu terapi mutakhir untuk kanker adalah terapi gen. Namun, tantangan terbesarnya adalah menemukan metode penghantaran (delivery) yang efisien untuk memasukkan DNA ke dalam inti sel kanker.
Biji Alpukat: Dari Limbah Jadi Penghantar Gen
Di sinilah tim mahasiswa UMS melihat peluang. Mereka memfokuskan pada pengembangan lipid nanocarrier. Yaitu partikel berukuran nano dari bahan lemak yang dapat menjadi “kendaraan” untuk menghantarkan material genetik.
Pilihan pada biji alpukat bukan tanpa alasan. Berdasarkan riset, biji alpukat mengandung minyak dengan kadar cukup tinggi, sekitar 15-25% dari berat keringnya. Minyak ini kaya akan senyawa lipid seperti asam lemak dan trigliserida yang mudah larut dalam membran sel.
Tak hanya itu, biji alpukat juga kaya komponen bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin. Senyawa-senyawa ini tidak hanya stabil. Tetapi juga melindungi molekul DNA dari kerusakan oksidatif selama dalam proses penghantaran sebuah nilai tambah yang sangat berharga.
Riset Intensif di Laboratorium
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UMS ini berlangsung sangat komprehensif. Di mulai dari penyiapan plasmid DNA, ekstraksi dan formulasi minyak biji alpukat menjadi lipid nanopartikel, uji sifat fisik, hingga uji in vitro secara langsung pada sel kultur kanker payudara.
Riset yang mengusung judul ‘Inovasi Minyak Biji Alpukat sebagai Lipid Nanopartikel Pembawa DNA terhadap Sel Turunan Kanker Payudara’ ini bertujuan membuktikan bahwa minyak dari limbah tersebut efektif sebagai carrier DNA.
Hasil dari penelitian ini tidak hanya dituangkan dalam laporan ilmiah, tetapi juga dipublikasikan secara luas kepada masyarakat melalui akun Instagram @avogen.reums untuk mengedukasi tentang potensi besar yang tersembunyi di dalam limbah.
Temuan ini membawa angin segar dan harapan baru bagi pengobatan kanker payudara, sekaligus menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dapat berjalan beriringan