
DigiTripX.id – Sebuah studi terbaru kembali bikin heboh dunia penelitian sejarah dan religius. Kali ini, fokusnya ada pada Kain Kafan Turin—sehelai kain legendaris yang di percaya membungkus tubuh Yesus Kristus setelah penyaliban.
Penelitian ini di lakukan oleh Kelly Kearse, seorang imunolog dari Johns Hopkins, dan di publikasikan di International Journal of Archaeology pada Juni 2025. Hasil studinya menyoroti detail yang cukup mengejutkan. Yesus di duga di makamkan tanpa di mandikan terlebih dahulu, lalu di bungkus dengan kain kafan yang hingga kini masih jadi misteri besar dalam sejarah.
Detail Menarik dari Penelitian
Mengutip New York Post (7/8), Kearse menemukan adanya cincin-cincin atau halo serum di sekitar noda darah pada kain kafan saat di periksa dengan sinar UV. Fenomena ini menandakan bahwa darah sempat membeku lalu berpindah ke kain. Sesuatu yang mustahil terjadi jika tubuh di cuci sebelum pemakaman.
“Batas serum/halo ini jelas menunjukkan darah yang menggumpal berpindah ke kain. Jadi, argumen bahwa tubuh di cuci rasanya nggak cocok dengan hasil pengamatan ini,” tulis Kearse dalam makalahnya.
Untuk memperkuat analisis, Kearse bahkan melakukan uji coba dengan sampel darah yang meniru kondisi pasca-kematian. Termasuk konsistensi darah yang mengental dan tingkat keasaman yang meningkat. Hasilnya, pola noda pada kain kafan benar-benar sesuai dengan darah yang tidak di bersihkan.
Baca Juga : Isa Al-Masih: Perjalanan Penuh Cinta yang Mengubah Dunia!
Bertentangan dengan Studi Sebelumnya
Fakta baru ini cukup menggebrak, karena pada tahun 1998 ada studi lain yang justru menyimpulkan tubuh yang di bungkus kain kafan sudah di cuci dulu. Padahal, menurut adat pemakaman Yahudi kuno, jenazah korban kekerasan biasanya tidak di mandikan. Alasannya, darah dianggap bagian dari tubuh yang harus tetap menyatu dalam pemakaman.
Misteri yang Tak Pernah Usai
Sejak ditemukan, Kain Kafan Turin memang jadi bahan perdebatan seru di kalangan ilmuwan, sejarawan, dan rohaniawan. Ada yang yakin kain ini asli, ada juga yang skeptis. Bahkan, studi lain pernah menyebut kain itu bukan kain kafan asli, melainkan hanya digunakan untuk membungkus patung Kristus buatan seniman.
Meski begitu, temuan terbaru dari Kearse memberi babak baru dalam misteri panjang kain kafan ini. Entah benar-benar bukti sejarah atau hanya simbol keagamaan, yang jelas penelitian ini bikin kita semakin penasaran soal detail pemakaman Yesus Kristus ribuan tahun lalu.