Turbulensi Makin Sering Terjadi, Ini Dampaknya bagi Penerbangan!

DigiTripX.id – Pernah nggak sih kamu mengalami goncangan hebat saat naik pesawat? Itu namanya turbulensi, dan kabarnya, fenomena ini bakal makin sering terjadi. Baru-baru ini, pesawat Delta Air Lines Inc. nomor penerbangan 56 rute Salt Lake City-Amsterdam mengalami insiden turbulensi parah hingga 25 penumpang harus dilarikan ke rumah sakit. Meski nggak ada korban jiwa dari total 288 orang di pesawat, kejadian ini bikin banyak orang khawatir.
Turbulensi Makin Ganas Akibat Perubahan Iklim
Turbulensi sebenarnya jarang bikin pesawat jatuh, tapi berdasarkan data BBC, sejak 1981 ada 4 kematian dan 207 cedera parah di AS akibat guncangan udara ini. Nah, yang bikin ngeri, para ilmuwan memprediksi turbulensi bakal makin sering dan parah karena perubahan iklim.
Profesor Paul Williams, ahli atmosfer dari Universitas Reading, menyatakan, “Dalam beberapa dekade mendatang, turbulensi parah bisa meningkat 2-3 kali lipat, Kalau sekarang durasinya 10 menit, nanti bisa jadi 20-30 menit.”
Bayangin, dari 35 juta penerbangan global per tahun, ada sekitar 5.000 insiden turbulensi parah. Bahkan, 40% cedera penumpang pesawat di 2023 disebabkan oleh turbulensi.
Baca Juga : Qatar Airways Kembali Terbang Setelah Langit Qatar Ditutup!
Rute Paling Rawan & Penyebab Turbulensi
Beberapa rute yang udah terkenal “bergelombang” karena perubahan iklim:
-
Inggris ↔ AS/Kanada/Karibia
-
Atlantik Utara (turbulensi naik 55% dalam 40 tahun terakhir!)
-
Asia Timur, Timur Tengah, dan Pasifik Utara (di prediksi makin parah)
Apa sih penyebab turbulensi?
-
Konvektif: Disebabkan awan badai (kumulonimbus), bikin pesawat terjun bebas dalam hitungan detik.
-
Orografik: Terjadi di sekitar pegunungan karena aliran udara terhalang.
-
Udara Jernih (Clear Air Turbulence): Paling berbahaya karena nggak kelihatan! Di sebabkan perubahan angin ekstrem di ketinggian pesawat.
Dampak Ekonomi & Upaya Maskapai Mengurangi Risiko
Nggak cuma bahaya buat penumpang, turbulensi juga bikin maskapai keluar duit lebih banyak. AVTECH memperkirakan biayanya bisa mencapai Rp3,5 miliar per maskapai per tahun untuk perawatan pesawat, kompensasi, dan pemborosan bahan bakar.
Beberapa maskapai udah mulai antisipasi. Southwest Airlines, Awak kabin menyelesaikan layanan lebih cepat (di ketinggian 18.000 kaki) biar penumpang bisa pakai sabuk pengaman lebih lama → turunkan cedera 20%. Korean Air, Stop sajikan mi panas di kelas ekonomi karena risiko tumpah dan bakar kulit.
Teknologi Masa Depan: AI hingga Sayap Inspirasi Burung Hantu
Para ilmuwan sedang kembangkan solusi canggih buat lawan turbulensi. Sayap Fleksibel Ala Burung Hantu, Meniru cara burung hantu terbang stabil di angin kencang. AI Pendeteksi Turbulensi, Teknologi FALCON bisa prediksi turbulensi dan atur sayap secara otomatis. Sensor Peredam Guncangan, Startup Austria, Turbulence Solutions, klaim bisa kurangi turbulensi 80% di pesawat kecil.
Tapi, menurut insinyur penerbangan, teknologi ini masih butuh waktu lama buat di pakai di pesawat komersial.
Tips Aman Hadapi Turbulensi
-
Selalu pakai sabuk pengaman meski lampu tanda mati.
-
Simpan barang berat di bagasi bawah kursi.
-
Jangan panik! Pesawat di desain tahan guncangan ekstrem.
Jadi, siap-siap ya buat penerbangan yang lebih “bergoyang” di masa depan! Tapi tenang, selama ikuti prosedur keselamatan, kamu tetap aman kok.
Sumber: BBC, ICAO