Besse: Gadis Purba dari Sulawesi Ungkap Jejak Leluhur Nusantara

DigiTripX.id – Pada gua batu kapur “Leang Panninge”, Tim arkeolog menemukan sisa-sisa kerangka seorang gadis muda yang hidup sekitar 7.200 tahun yang lalu. Gadis ini di juluki “Besse”, sebuah nama lokal penuh makna yang kini menjadi salah satu temuan arkeologi paling penting di Asia Tenggara.
Melansir dari Jurnal nature articles Genome of a middle Holocene hunter-gatherer from Wallacea. Besse, di perkirakan berusia 17–18 tahun saat meninggal. Memiliki ciri-ciri fisik menyerupai orang Papua modern, dengan afinitas genetik yang menakjubkan. Melalui analisis DNA dari tulang petrosa (bagian padat dari tulang tengkorak). Para ilmuwan mengungkap bahwa Besse bukan sekadar manusia modern biasa, ia membawa garis keturunan yang sangat kuno dan unik.
Garis Keturunan Langka: Campuran Papua, Asia Kuno, dan Denisova
Genom Besse menunjukkan bahwa ia merupakan bagian dari cabang manusia modern yang telah menyimpang sekitar 37.000 tahun lalu dari leluhur Papua dan Aborigin Australia. Namun, tidak seperti orang Papua masa kini, Besse juga membawa jejak genetik dari populasi Asia kuno dan bahkan hominin arkaik misterius, Denisova.
Gen Denisova sendiri sangat langka dan hanya di temukan dalam jumlah signifikan pada populasi Papua dan Aborigin. Menariknya, meski kadar gen Denisova dalam tubuh Besse lebih rendah daripada orang Papua modern (sekitar 2,2%). Hal ini justru menunjukkan bahwa dia berasal dari populasi manusia yang lebih tua yang telah bercampur dengan Denisova lebih awal. Sebelum kedatangan kelompok manusia modern lainnya ke wilayah ini.
Selain itu, genom Besse juga mengandung unsur genetik yang berkaitan dengan manusia purba dari wilayah Asia Timur dan Asia Selatan seperti Onge dari Kepulauan Andaman dan Tianyuan dari China prasejarah. Kombinasi ini menjadikan Besse sebagai “mosaik hidup” sejarah evolusi manusia di Asia Tenggara.
Baca Juga : FISIP Unhas Terima Mahasiswa Universiti Kebangsaan Malaysia!
Sudah Mengenal Budaya Penguburan
Kerangka Besse di temukan dalam posisi tertekuk, terkubur dengan hati-hati dalam lapisan tanah kaya artefak budaya Toalean suatu tradisi pemburu-pengumpul khas Sulawesi Selatan yang eksis antara 8.000 hingga 1.500 tahun lalu. Posisi penguburan ini menunjukkan bahwa masyarakat Besse sudah mengenal praktik pemakaman, sebuah aspek budaya yang sebelumnya jarang ditemukan pada manusia purba di kawasan Wallacea (wilayah kepulauan antara Asia Tenggara dan Australia).
Mengisi Kekosongan Sejarah Wallacea dan Nusantara
Wilayah Wallacea selama ini di kenal sebagai jalur penting migrasi manusia menuju Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Namun, iklim tropis yang keras membuat pelestarian DNA sangat sulit, sehingga data genetik manusia purba dari wilayah ini sangat langka. Besse adalah manusia purba pertama dari Wallacea yang berhasil diteliti secara genetik dengan kualitas tinggi.
Temuan ini sangat penting karena membuka jendela terhadap asal usul genetik penduduk Nusantara modern. Meski Besse sendiri bukan nenek moyang langsung orang Indonesia masa kini. Ia mewakili garis keturunan lokal yang kemungkinan besar telah punah. Namun sempat hidup berdampingan dengan leluhur masyarakat kita.
Jejak Homo erectus dan Siberia Kuno
Salah satu penemuan paling mengejutkan dari analisis DNA adalah keberadaan gen yang disebut “genosofat”—yang berasal dari populasi manusia purba yang dulu hidup di wilayah Siberia. Gen ini di yakini sebagai sisa dari Homo erectus akhir. Salah satu spesies manusia purba yang pernah hidup sebelum Homo sapiens. Temuan ini menambah lapisan kompleks dalam narasi migrasi dan percampuran antarspesies manusia.
Besse, Pintu Menuju Masa Lalu
Besse bukan sekadar temuan arkeologis, tetapi cerminan kompleksitas sejarah manusia di Asia Tenggara. Melalui tubuh kecilnya, tersimpan cerita panjang migrasi, percampuran genetik, dan interaksi antar manusia modern dengan manusia purba seperti Denisova. Ia mungkin telah tiada ribuan tahun lalu, namun kini ia menghidupkan kembali pertanyaan besar tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan bagaimana manusia pertama menapaki tanah Nusantara.