
DigiTripX.id – Ada kabar menarik nih buat kamu yang penasaran sama teknologi AI di dunia medis. Melansir dari Journal of Clinical Gastroenterology, Sebuah studi terbaru oleh Pereyra dan timnya mencoba ngecek apakah ChatGPT, si chatbot AI yang lagi hits, bisa bantu dokter dalam menentukan rekomendasi skrining dan pemantauan kanker kolorektal (CRC). Spoiler alert: hasilnya masih jauh dari harapan!
Teknologi Canggih, Tapi Belum Maksimal
Kita semua tahu kalau teknologi AI kayak ChatGPT punya potensi gede buat bantu banyak bidang, termasuk kesehatan. Tapi, apakah sekarang udah saatnya AI jadi asisten dokter? Pereyra dan timnya penasaran, makanya mereka bikin penelitian ini.
Mereka masukin 10 pertanyaan pilihan ganda ke ChatGPT 3.5. Pertanyaannya nggak main-main, ada 5 soal tentang skrining CRC dan 5 lagi tentang pemantauan CRC, semuanya dalam bentuk skenario klinis. Mereka ngulang proses ini di empat sesi berbeda buat lihat konsistensi jawaban si ChatGPT.
Baca Juga : Manfaat Kayu Manis untuk Tubuh: Rahasia Sehat Wajib!
Hasilnya? Masih Kalah Jauh Sama Dokter
Setelah diuji, performa rata-rata ChatGPT cuma 45%. Rata-rata jawaban benar buat skrining adalah 2,75 dari 5 soal, dan buat pemantauan cuma 1,75 dari 5 soal. Totalnya, ChatGPT bener di 4,5 dari 10 pertanyaan. Nggak cuma itu, ChatGPT juga kasih jawaban beda di 4 pertanyaan saat sesi berbeda. Jadi, selain kurang akurat, konsistensinya juga dipertanyakan.
Sebagai pembanding, ada 238 dokter yang juga ikutan jawab pertanyaan yang sama. Mereka dibagi dua grup: 123 dokter tanpa bantuan aplikasi dan 115 dokter yang pake aplikasi skrining CRC yang udah teruji sebelumnya. Hasilnya, dokter tanpa aplikasi aja rata-rata bener di 5,62 soal, sementara yang pake aplikasi bener di 7,71 soal. Jauh banget kan bedanya sama ChatGPT?
Kesimpulan: AI Masih Perlu Banyak Belajar
Dari hasil penelitian ini, Pereyra dan timnya menyimpulkan kalau model bahasa AI kayak ChatGPT masih butuh banyak pengembangan sebelum bisa jadi asisten yang andal di praktik klinis. Meskipun teknologi AI punya potensi besar, tapi di bidang yang krusial kayak kesehatan, akurasi dan konsistensi adalah hal yang nggak bisa di tawar.
Apa Artinya Buat Kita?
Buat kamu yang mungkin berharap teknologi AI segera bisa menggantikan peran profesional medis, kayaknya harus sabar dulu deh. Teknologi ini emang berkembang pesat, tapi masih perlu banyak penyempurnaan, terutama dalam hal akurasi informasi medis.
Jadi, sementara ini, kita tetap harus mengandalkan para dokter dan tenaga medis profesional untuk urusan kesehatan. Teknologi AI bisa jadi alat bantu, tapi belum bisa sepenuhnya diandalkan, apalagi di bidang yang menyangkut nyawa manusia.
Sumber : Journal of Clinical Gastroenterology. 58(10)