Selat Muria Bakal Muncul Lagi? Ini Kata Ahli
DigiTripX.id – Awal tahun ini, beberapa kota di pesisir Jawa Tengah seperti Demak, Pati, dan Kudus banjir parah. Hal ini bikin banyak orang bertanya-tanya, apa Selat Muria bakal muncul lagi? Buat yang belum tahu, Selat Muria udah lama hilang, guys. Dulu banget, selat ini memisahkan Pulau Jawa dan Gunung Muria. Tapi sekitar 300 tahun lalu, selat ini jadi daratan.
Nah, menurut Pakar Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Soebowo, penurunan tanah di wilayah tersebut emang gampang terjadi. Jadi, nggak nutup kemungkinan Selat Muria bisa muncul lagi. Tapi, bukan gara-gara banjir yang sekarang ini.
Baca Juga : Gunung Berapi di Antartika Semburkan Debu Emas Rp 91jt/ Hari!
“Materialnya itu kalau ada beban akan mudah mengalami penurunan. Masih rentan. Kota-kota seperti Semarang dan wilayah pantura itu mengalami subsidence karena material bawah tanahnya belum mengalami kompaksi sempurna,” kata Eko, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (5/10/2024).
Kenapa Tanah di Pantura Mudah Turun?
Eko jelasin, penurunan permukaan tanah di wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya bervariasi. Ada yang sampai 10 cm per tahun, terutama di Semarang Timur. Hal ini tergantung tipe tanah dan faktor-faktor lain yang bikin tanah turun.
Ada dua faktor utama nih yang bikin tanah turun:
- Faktor Alami:
- Karakteristik Tanah Sedimen Muda: Tanah jenis ini emang rentan turun sekitar 1 cm per tahun.
- Aktivitas Tektonik: Pengaruhnya kecil sih, cuma beberapa milimeter aja.
- Faktor Ulah Manusia (Antropogenik):
- Beban Infrastruktur: Bangunan di atas tanah lunak bisa bikin tanah turun 1 cm per tahun.
- Eksploitasi Air Tanah Berlebihan: Nah, ini yang parah. Bisa bikin tanah turun sampai 7-8 cm per tahun!
Selain itu, kenaikan permukaan air laut karena perubahan iklim juga bisa bikin Selat Muria berpotensi muncul lagi.
Banjir Bukan Penyebab Selat Muria Kembali
Eko menegaskan, banjir bukanlah faktor yang bikin Selat Muria kembali muncul. Malah sebaliknya, banjir bisa bikin daratan jadi lebih tinggi karena membawa sedimen. “Kalau soal banjir, justru malah banjir itu mengisi sedimentasi di daerah selat tersebut. Dari Muria, dari selatan Demak, selatan Semarang, semua sungai-sungainya kan bermuara di daerah pantura,” jelas Eko. “Itu kan membawa material, membuat pendangkalan. Tetapi banjir bukan menyebabkan terjadi selat lagi,” tambahnya.
Jadi, banjir malah bawa sedimen ke wilayah terdampak dan bikin daratannya naik.
So, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Dengan kondisi ini, penting banget buat kita menjaga lingkungan. Kurangi eksploitasi air tanah dan perhatikan pembangunan infrastruktur. Jangan sampai ulah kita sendiri yang bikin masalah makin parah.