Wow! Antartika Ternyata Pernah Tanpa Es!
DigiTripX.id – Siapa sangka, Antartika yang kita kenal sekarang sebagai benua es ternyata pernah bebas dari selimut es sekitar 34 juta tahun lalu! Yup, Menurut para peneliti, saat itu Antartika tampak seperti Kanada utara dengan tundra dan hutan hijau yang luas. Keren banget, kan?
Suhu Global Jadi Kunci Utama
Jadi, apa sih yang bikin Antartika berubah drastis? Ternyata, suhu global punya peran besar dalam mempengaruhi luasnya cakupan es di Bumi. Sekitar 50 juta tahun lalu, suhu dunia lebih hangat sekitar 14 derajat Celcius dibanding sekarang. Namun, suhu tersebut terus menurun selama 16 juta tahun berikutnya.
Pada 34 juta tahun lalu, tepatnya pada periode yang dikenal sebagai batas Eosen-Oligosen, iklim masih 8 derajat Celcius lebih hangat daripada saat ini. Tapi kemudian, suhu turun drastis dan es mulai terbentuk di Antartika. Kok bisa?
Baca Juga : Wow! Komputer Bisa Jelaskan Kisah Nabi Musa Belah Laut Merah
Peran Karbon Dioksida dan Pergerakan Benua
Menurut Eric Wolff, ahli paleoklimatologi dari University of Cambridge, ada dua faktor utama yang mungkin berperan dalam perubahan ini. “Salah satunya adalah perubahan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, dan yang lainnya adalah pergerakan benua dan, khususnya, terbukanya Selat Drake,” kata Wolff, dikutip dari Live Science.
Penurunan Karbon Dioksida
Semakin banyak karbon dioksida (CO2) di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap, membuat planet kita makin hangat. Tina van de Flierdt, ahli geokimia dari Imperial College London, menjelaskan bahwa sekitar 60 juta hingga 50 juta tahun lalu, konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi sangat tinggi—sekitar 1.000 hingga 2.000 ppm, atau 2,5 hingga 5 kali lipat dari tingkat saat ini. “Namun, kami mengetahui bahwa CO2 di atmosfer menurun pada masa Eosen-Oligosen,” tuturnya.
Penurunan CO2 ini menyebabkan pendinginan iklim global, yang mungkin membuat Bumi melewati ambang batas suhu dan memungkinkan terbentuknya lapisan es.
Terbukanya Selat Drake
Faktor kedua adalah pergerakan benua yang membuka Selat Drake—selat antara Amerika Selatan dan Antartika yang menghubungkan Atlantik Selatan dengan Pasifik Selatan. “Hal ini menyebabkan apa yang kita sebut arus sirkumpolar—air yang mengelilingi Antartika secara melingkar,” jelas Wolff. “Ini mengisolasi Antartika dari bagian dunia lainnya dan mempersulit massa udara hangat untuk mencapai wilayah tersebut, sehingga Antartika menjadi lebih dingin.”
Pergerakan lempeng tektonik ini nggak hanya memengaruhi suhu lokal di Antartika, tapi juga berperan dalam menurunkan tingkat CO2 di atmosfer.
Jadi, kombinasi antara penurunan konsentrasi CO2 dan perubahan pergerakan benua adalah kunci utama yang mengubah Antartika dari hutan hijau menjadi lautan es seperti sekarang. Penelitian ini nggak cuma bikin kita paham tentang sejarah Bumi, tapi juga jadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan iklim global.