Destination

Wisata Super Mewah di Gunung Sinai: Berkah Ekonomi atau Ancaman bagi Warisan Sakral?

DigiTripX.id – Pemerintah Mesir lagi bikin mega proyek pariwisata yang mereka sebut Great Transfiguration Project. Bayangin, lokasi yang di yakini sebagai tempat Nabi Musa menerima 10 Perintah Tuhan itu bakal di kelilingi hotel mewah, vila premium, restoran, mall, sampai kereta gantung. Bandara di sekitarnya juga lagi di perbesar.

Tapi, di balik gemerlap rencana miliaran dolar ini, ada banyak suara sumbang yang khawatir nilai spiritual dan budaya kawasan ini bakal tergerus. Gimana ceritanya? Yuk, kita bedah satu per satu!

Gunung Sinai: Bukan Cuma Tempat Wisata Biasa

Gunung Sinai itu nggak cuma sekadar destinasi traveler biasa. Tempat ini adalah rumah bagi Biara St. Catherine, yang udah berdiri sejak abad ke-6 dan diakui sebagai biara Kristen tertua yang masih aktif di dunia. UNESCO juga udah memasukkan kawasan ini ke dalam daftar Warisan Dunia. Jadi, nilai sejarah dan spiritualnya nggak main-main.

Apa Sih Isi Proyek “Great Transfiguration” Itu?

Nah, buat lo yang penasaran, proyek ini digadang-gadang sebagai masterpiece yang bakal mengubah Sinai jadi destinasi global. Fasilitas yang rencananya bakal di bangun termasuk:

  • Hotel dan vila premium

  • Pusat perbelanjaan modern

  • Kereta gantung dengan pemandangan epik

  • Restoran dan kafe kekinian

  • Bandara yang lebih besar

PM Mesir, Mostafa Madbouly, bahkan dengan bangga menyebut proyek ini sebagai “hadiah untuk dunia dan semua agama.” Tapi, nggak semua pihak senang, lho.

Efek Samping: Masyarakat Lokal Jadi Korban?

Di balik rencana megah ini, ada cerita pilu dari warga setempat, terutama komunitas Bedouin Jebeleya yang udah tinggal di sana turun-temurun. Menurut laporan BBC, banyak rumah dan eco-camp milik warga yang di hancurkan buat diganti jadi lahan parkir. Bahkan, ada yang terpaksa memindahkan makam keluarganya.

Ben Hoffler, penulis perjalanan asal Inggris yang lama bekerja sama dengan suku Bedouin, bilang kalau proyek ini bersifat top-down—alias nggak melibatkan suara masyarakat lokal. Dia ngungkapin, “Dunia baru sedang dibangun di sekitar suku nomaden yang sejak lama memilih hidup terpisah. Itu dunia yang nggak mereka setujui dan bakal mengubah tempat tinggal mereka selamanya.”

UNESCO Didesak Bertindak

Karena pembangunan yang masif ini, banyak organisasi budaya yang ribut. World Heritage Watch udah kirim surat terbuka ke UNESCO buat minta situs ini di masukkan ke kategori “terancam.” Ketua organisasinya, Stephan Doempke, ngingetin bahwa ketenangan dan keterpencilan Gunung Sinai adalah nilai utama yang harus dilestarikan. “Kesunyian area ini adalah kunci dari nilai warisan dunia,” tulisnya.

Dilema: Ekonomi vs. Kelestarian Budaya

Buat pemerintah Mesir, proyek ini adalah peluang emas buat naikin pariwisata dan ekonomi. Tapi buat masyarakat lokal dan pemerhati budaya, ini seperti mengorbankan kesucian tempat yang justru jadi daya tarik utamanya.

Sekitar 4.000 orang tinggal di kawasan itu, dan banyak yang enggan bersuara. Mereka terjebak antara harapan akan lapangan kerja baru dan kekhawatiran kehilangan warisan leluhur.

Jadi, Gimana Kedepannya?

Nah, Gen Z, proyek ambisius di Gunung Sinai ini emang bikin penasaran sekaligus miris. Di satu sisi, bakal ada destinasi wisata super keren yang bisa lo eksplor. Di sisi lain, nilai spiritual dan kehidupan masyarakat lokal terancam.

Kita tunggu aja kelanjutannya apakah Mesir bakal menemukan cara buat memadukan pembangunan dengan pelestarian warisan budaya, atau justru mengubah tempat suci ini jadi komoditas pariwisata belaka?

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button