DigiTripX.id – Lagi-lagi Timur Tengah memanas. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal segera menggelar pertemuan darurat. Pemicunya? Serangan udara Israel yang secara sembrono menghantam Doha, ibu kota Qatar, pada Selasa (9/9).
Rencananya, rapat genting ini digelar di markas besar PBB di New York pada pukul 15.00 waktu setempat. Rapat ini di adakan atas permintaan pilu dari Aljazair dan Pakistan yang ingin membahas situasi mencekam di Qatar pasca-serangan.
Israel Beraksi Sendiri, Targetkan Pemimpin Hamas?
Lalu, apa alasan di balik serangan ini? Israel melalui kantor Perdana Menterinya mengklaim bahwa serangan di Doha di tujukan untuk membidik para petinggi Hamas yang sedang berkumpul. Mereka di kabarkan sedang membahas proposal terbaru dari AS mengenai gencatan senjata untuk Gaza.
Yang mengejutkan, Negeri Zionis itu mengisyaratkan bahwa mereka bertindak solo dalam operasi ini. “Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” bunyi unggahan resmi kantor Netanyahu, seperti di lansir Al Jazeera.
Baca Juga : Iran: Misteri Boeing 747 China, Ada Apa di Balik Penerbangan Itu!
Korban Jiwa Berjatuhan, Hamas: Ini Aksi Kriminal!
Namun, klaim Israel di bantah keras oleh Hamas. Dalam pernyataan resminya, kelompok perlawanan Palestina itu menegaskan bahwa serangan itu adalah upaya brutal untuk menggagalkan proses perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Yang membuat dunia miris, serangan yang menurut laporan media menghantam bangunan tempat tinggal ini menewaskan setidaknya enam orang. Di antara korban jiwa tersebut adalah putra dari pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, seorang ajudannya, dan yang menyedihkan, seorang perwira Qatar.
Meski begitu, Hamas mengonfirmasi bahwa para pemimpin tinggi mereka selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Mereka menyebut serangan ini “sekali lagi mengungkapkan sifat kriminal dari pendudukan dan keinginannya untuk merusak setiap peluang untuk mencapai kesepakatan.”
Situasi ini jelas memperkeruh jalannya diplomasi dan membuat dunia menunggu tindakan apa yang akan di ambil oleh Dewan Keamanan PBB dalam rapat daruratnya nanti.
