Academy

Jejak Ribuan Tahun di Mallawa: Bukti Evolusi Budaya Manusia!

DigiTripX.id – Kawasan Mallawa kembali menjadi pusat perhatian dunia arkeologi. Dalam beberapa dekade terakhir. Wilayah ini menyimpan bukti-bukti tak ternilai yang mengungkap perjalanan panjang peradaban manusia. Dari masa Paleolitikum hingga pertemuan budaya antara pemburu-peramu lokal dan penutur Austronesia ribuan tahun yang lalu.

Batu Gamping dan Jejak Awal Kehidupan

Semuanya bermula dari temuan artefak berbahan batu gamping. Kapak perimbas, penetak, dan kapak genggam, yang menjadi bukti awal kehidupan manusia di Mallawa pada masa Pleistosen Akhir. Peralatan ini menjadi indikator bahwa wilayah ini telah di huni manusia yang memiliki keterampilan dasar dalam membuat dan menggunakan alat.

Pada tahun 2021, sebuah ekskavasi berhasil menemukan rangka manusia di kedalaman 40 cm, berasosiasi dengan pecahan gerabah. Analisis arang di kedalaman yang sama memperkirakan usia temuan ini mencapai antara 7.424 hingga 7.260 tahun lalu (cal BP). Ini adalah salah satu bukti paling awal keberadaan manusia dengan kebudayaan kompleks di wilayah pedalaman Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Besse: Gadis Purba dari Sulawesi Ungkap Jejak Leluhur Nusantara

Budaya Toalean: Mikrolit, Maros Point, dan Inovasi Lokal

Antara 8.000 hingga 7.000 tahun lalu, wilayah ini menjadi saksi kemunculan teknologi litik khas Toalean, seperti alat Maros Point yang di kenal presisi dan estetikanya. Tak hanya itu, mikrolit alat kecil yang tajam. Menunjukkan adanya kemampuan tinggi dalam teknologi serpih batu. Mikrolit bahkan terus digunakan hingga kedatangan penutur Austronesia sekitar 3.600 tahun lalu.

Hasil ekskavasi menunjukkan bahwa sekitar 3.700 tahun lalu, penutur Austronesia mulai menetap di wilayah yang telah lebih dulu di huni oleh masyarakat lokal. Interaksi ini bukanlah penggantian budaya, tetapi lebih kepada proses adaptasi dan pertukaran ide. Salah satu buktinya adalah penguburan sekunder dengan tempayan yang di temukan di Liang Tete Hatue, berasal dari 2.300 tahun lalu. Manifestasi dari sistem kepercayaan yang mulai berkembang kompleks.

Artefak dan Fauna: Cerita di Balik Kehidupan Sehari-hari

Penemuan artefak dari batu dan kerang, termasuk replika Maros Point dari bahan kerang, perhiasan, serta alat dari tulang, memperlihatkan adanya kontak budaya Toalean dan Austronesia. Analisis terhadap sisa fauna menunjukkan bahwa masyarakat Mallawa kala itu mengandalkan lingkungan sekitar, dengan konsumsi hewan seperti babi, anoa, kuskus, tikus, dan kelelawar. Bukti pembakaran dan pengolahan makanan pun di temukan melalui sisa arang di lapisan tanah.

Evolusi Teknologi dan Inovasi Budaya

Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa masyarakat Toalean ternyata lebih unggul dalam pembuatan mikrolit di bandingkan Maros Point, meski keduanya membutuhkan keahlian tinggi. Ini menandakan adanya dinamika teknologi dan inovasi yang muncul sebagai respons terhadap lingkungan dan kebutuhan zaman — sebuah proses adaptasi panjang yang menghasilkan budaya baru.

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button