Energi AI makin boros, Google cari cara kreatif buat hemat daya!

DigiTripX.id – Google baru saja membuat langkah cerdas demi masa depan yang lebih hijau. Raksasa teknologi ini meneken perjanjian dengan dua perusahaan listrik di Amerika Serikat—Indiana Michigan Power dan Tennessee Valley Authority—untuk mengurangi konsumsi daya di pusat data kecerdasan buatannya (AI) saat listrik sedang “krisis”.
Kenapa ini penting? Karena saat ini, AI makin rakus energi, dan pusat data yang di butuhkan untuk menggerakkannya bikin perusahaan listrik kewalahan. Di beberapa wilayah, permintaan daya dari pusat data bahkan melebihi total pasokan listrik yang tersedia. Waduh!
Jadi, Apa yang Dilakukan Google?
Google ikut program yang di sebut demand-response. Singkatnya, saat perusahaan listrik minta tolong untuk ngurangin beban, pusat data AI Google akan istirahat sejenak dari kerja kerasnya. Ini adalah pertama kalinya Google secara resmi bergabung dalam program ini khusus untuk mengatur beban kerja machine learning-nya.
Biasanya, demand-response ini cuma di pakai oleh industri berat kayak pabrik manufaktur atau tambang kripto. Tapi kini, Google ikut nimbrung—dan ini bisa jadi pembuka jalan buat Big Tech lainnya.
Efeknya Buat Dunia?
-
Lebih hemat energi, tentu saja.
-
Nggak perlu buru-buru bikin pembangkit listrik baru, karena jaringan bisa dikelola lebih efisien.
-
Peluang makin cepat bangun pusat data AI, karena kapasitas daya jadi lebih fleksibel.
Dalam blog resminya, Google mengungkapkan, “Program ini bikin pusat data bisa terkoneksi lebih cepat, bantu mengurangi kebutuhan membangun transmisi dan pembangkit baru, serta memudahkan pengelolaan jaringan listrik secara efisien.”
Walau masih kecil dampaknya untuk total konsumsi listrik nasional, langkah ini bisa jadi awal dari tren baru. Apalagi, krisis listrik bisa bikin tagihan rumah tangga naik dan risiko pemadaman makin besar. Nggak mau kan, WiFi mati gara-gara AI ngambil jatah listrik?
Apa Selanjutnya?
Detail komersial dari kesepakatan ini memang belum diumumkan. Tapi yang jelas, ini sinyal bahwa dunia AI harus belajar hidup lebih hemat. Siapa tahu, nanti semua perusahaan teknologi bakal ikut langkah Google dan bikin AI yang nggak cuma pintar, tapi juga hemat energi.