Robotaxi Makin Ngebut, Driver Online Was-Was!

DigiTripX.id – Dunia transportasi lagi-lagi di guncang gebrakan teknologi. Kali ini datang dari industri taksi otomatis alias robotaxi yang makin ngegas dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangannya yang super cepat bikin banyak driver online mulai harap-harap cemas: akankah profesi mereka segera tergantikan?
Raksasa-raksasa teknologi dari Amerika Serikat (AS) dan China seperti sedang adu cepat membangun masa depan tanpa sopir. Meski tantangan regulasi dan isu keamanan masih jadi penghalang, nyatanya tidak sedikit perusahaan yang mulai serius terjun ke dunia robotaxi.
Salah satu pemain yang nggak mau ketinggalan kereta adalah Uber. Yap, perusahaan transportasi online asal AS itu kembali menunjukkan taringnya setelah sempat ‘pamit’ dari pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada 2018 lalu. Dulu, Uber sempat bersaing sengit dengan Grab, sebelum akhirnya menyerah dan melepas seluruh bisnisnya ke perusahaan asal Singapura tersebut.
Kini, Uber bangkit dan kembali melaju kencang. Tapi bukan dengan sopir, melainkan dengan teknologi kemudi otomatis. Uber menggandeng sejumlah mitra kelas kakap untuk mewujudkan layanan robotaxi di berbagai kota. Beberapa di antaranya adalah Waymo (anak usaha Alphabet/Google), Lucid Motors, Baidu, Pony.ai, WeRide, hingga Momenta.
Baca Juga : Narkoba Amerika Latin: Kisah Panjang dari Koka hingga Kokain
Robotaxi Uber Mengaspal Lagi di AS
Setelah sukses di Austin, Texas, Uber kini meluncurkan layanan robotaxi di Atlanta. Menariknya, mobil yang digunakan adalah Jaguar I-PACE listrik yang sepenuhnya dikendalikan sistem otomatis—tanpa sopir sama sekali. Saat ini, sekitar 100 unit Waymo sudah beroperasi di platform Uber di Austin, dan puluhan lainnya segera menyusul di Atlanta.
Langkah strategis ini bukan cuma soal teknologi, tapi juga bisnis jangka panjang. Uber ingin memastikan mereka tetap jadi yang terdepan di era transportasi tanpa sopir, sambil terus memperluas jangkauan ke pasar-pasar baru di seluruh dunia.
Ancaman Nyata untuk Driver Online?
Buat para driver online, kemajuan robotaxi ini bisa dibilang seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi ini memang menjanjikan efisiensi dan keamanan yang lebih tinggi. Tapi di sisi lain, ini juga berpotensi menggerus lapangan kerja yang selama ini jadi andalan jutaan orang.
Meski layanan robotaxi masih terbatas di kota-kota tertentu di AS, bukan tidak mungkin teknologi ini bakal merambah ke negara-negara lain. Apalagi jika hambatan regulasi mulai dilonggarkan dan masyarakat makin terbiasa dengan mobil tanpa sopir.