Narkoba Amerika Latin: Kisah Panjang dari Koka hingga Kokain

DigiTripX.id – Negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko dan Kolombia terkenal sebagai sarang kartel narkoba yang mendunia. Bahkan, kisah mereka di angkat dalam serial Netflix “Narcos” yang mendunia. Tapi tahukah kamu, di balik bisnis ini ada sejarah panjang yang terkait dengan geografi, kemiskinan, dan lemahnya sistem politik serta hukum?
Mengapa Narkoba Berkembang Pesat di Amerika Latin?
Menurut Harvard International Review, lonjakan perdagangan narkoba di kawasan ini erat kaitannya dengan ketidakstabilan politik dan sosial. Meski banyak upaya pemberantasan, produksi narkoba justru makin menguat.
Contohnya, produksi daun koka—bahan dasar kokain—kini merambah Guatemala dan Honduras, padahal sebelumnya hanya di dominasi Kolombia, Peru, dan Ekuador.
Baca Juga : Google DeepMind Menikung OpenAI, Rekrut Pendiri Windsurf!
Dari Tanaman Suci Jadi Komoditas Ilegal
Ganja dan koka telah lama menjadi bagian dari budaya Amerika Latin. Koka, misalnya, adalah tanaman endemik Andes yang di budidayakan masyarakat adat selama lebih dari 5.000 tahun. Awalnya, daun ini di gunakan untuk ritual dan pengobatan.
Namun, pada abad ke-19, ilmuwan Eropa dan AS mengekstrak kokain untuk keperluan medis. Nicolás Fajardo, peneliti dari Universitas Potsdam, menjelaskan bahwa kokain awalnya dipakai sebagai obat, tapi sejak 1940-an berubah menjadi obat rekreasi dengan efek yang jauh lebih berbahaya.
Bisnis yang Tak Pernah Padam
Saat ini, produksi kokain jauh melebihi kebutuhan tradisional. Peru, misalnya, memproduksinya 10 kali lebih banyak dari yang diperlukan masyarakat adat. Sisa produksinya mengalir ke pasar gelap.
Kolombia bahkan memegang rekor perkebunan koka terluas—230.000 hektar pada 2022! Meski pemerintah berusaha memberantasnya, harga tinggi dari bandar dan biaya produksi rendah membuat petani tetap tergiur.
Faktor geografis juga memudahkan bisnis ini. Wilayah Andes dan Amazon menyediakan tanah subur sekaligus tempat persembunyian ideal untuk laboratorium rahasia.