DigiTripX.id – Drama dunia AI kembali panas! Rencana OpenAI mengakuisisi startup coding berbasis AI, Windsurf, senilai US$3 miliar gagal total. Alih-alih direbut OpenAI, Google DeepMind sukses menelikung dengan merekrut para pendiri Windsurf—Varun Mohan dan Douglas Chen—plus segelintir peneliti andalannya.
Deal Cerdas Google: Lisensi Teknologi + Talenta Top Tanpa Akuisisi
Yang bikin unik, Google nggak mengambil alih saham Windsurf sama sekali. Mereka cuma ngambil lisensi non-eksklusif atas beberapa teknologi Windsurf dan memboyong tim intinya. Artinya, Windsurf tetap bisa jualan teknologinya ke perusahaan lain.
Nilai kesepakatan? Gila-gilaan! Bloomberg melaporkan Google ngrogoh kocek US$2,4 miliar (sekitar Rp 38 triliun) buat lisensi teknologi plus nyepak talenta terbaik Windsurf. Ini contoh trendy strategi “reverse acquihire”—perusahaan besar merekrut tim kunci startup + lisensi teknologinya tanpa perlu beli full.
Baca Juga : Kuota Internet Hangus, Konsumen Merana: Rugi Rp 63 Triliun!
Windsurf: Startup AI yang Jadi Rebutan Raksasa Teknologi
Windsurf emang sedang on fire. Startup ini meledak cepat dengan pendapatan tahunan berulang mencapai US$100 juta hitung bulan! OpenAI udah ngincer duluan, tapi masa eksklusivitas penawarannya keduluan habis—langsung dihajar Google.
Gagalnya deal ini bahkan disebut Wall Street Journal sebagai pemicu ketegangan antara OpenAI dan Microsoft. Soalnya, Microsoft punya akses ke semua kekayaan intelektual OpenAI, tapi OpenAI nggak mau Microsoft ikut megang teknologi coding AI milik Windsurf.
Masa Depan Windsurf: Tanpa Pendiri, Apa Lanjutannya?
Dengan kaburnya para pendiri, Windsurf sekarang harus restart strategy. Sekitar 250 karyawan tetap bertahan dan bakal lanjut layanin klien enterprise. Tapi, tanpa sosok Mohan dan Chen, apakah startup ini bisa bertahan atau justru kehilangan arah?
