Interest

Gen X: Terlupakan, Ternyata Paling Banyak Tanggung Beban Hidup

DigiTripX.id – Kita sering dengar Gen Z curhat soal burnout dari medsos, Milenial galau karena harga rumah makin tak terjangkau, dan Baby Boomer sibuk mikirin dana pensiun. Tapi, pernah nggak sih kita bahas soal Gen X?

Gen X—alias generasi yang lahir antara tahun 1965 sampai 1980—bisa dibilang generasi paling misterius sekaligus paling sering dilupakan. Mereka jarang viral di TikTok, jarang masuk meme, apalagi trending di Twitter (eh, X). Bahkan banyak dari mereka sendiri yang nggak sadar kalau mereka itu… Gen X!

Bukan Cuma “Silent Generation”, Tapi Juga “Suffering Generation”?

Meski namanya jarang disebut, ternyata Gen X punya cerita hidup yang nggak kalah berat. Menurut laporan dari The Economist, sebuah survei global baru-baru ini menunjukkan bahwa Gen X adalah generasi paling tidak bahagia dibanding generasi lainnya. Kok bisa?

Pertama, usia mereka sekarang lagi ada di kisaran 45–60 tahun, masa di mana grafik kebahagiaan hidup justru lagi turun-turunnya. Mereka masuk dalam “fase U” kehidupan: bahagia saat muda, sengsara di tengah, baru bahagia lagi saat tua nanti.

Baca Juga : Musim Semi Paling Kering di Inggris: Dua Pekan Tanpa Hujan!

Sandwich Generation Level Maksimal

Gen X saat ini juga banyak yang jadi bagian dari “sandwich generation” harus urus anak-anak yang masih kecil, sekaligus orang tua yang sudah lansia. Di Amerika Serikat, Gen X menghabiskan sekitar 5% pengeluaran mereka untuk merawat anggota keluarga di bawah 18 atau di atas 65 tahun. Bandingkan dengan Baby Boomer yang cuma 2%. Berat di ongkos, berat juga di mental.

Di Italia, makin banyak anak muda (usia 18–34 tahun) yang masih tinggal bareng orang tua. Dalam 20 tahun terakhir, angkanya naik dari 61% jadi 68%. Ini berarti Gen X di sana harus berbagi rumah dan tanggungan lebih lama dari seharusnya. Bayangin udah capek kerja, pulang masih harus ngurus semuanya.

Karier Nggak Nanjak, Pasar Keuangan Nggak Bersahabat

Kalau dilihat dari sisi ekonomi, Gen X juga kurang beruntung. Harusnya, usia 30–40-an itu masa keemasan karier—penghasilan naik, jabatan manajerial mulai diraih. Tapi sayangnya, Gen X justru menghadapi pasar kerja yang lesu gara-gara krisis finansial global 2007–2009.

Contohnya di Inggris, pada tahun 2011, pendapatan rata-rata orang usia 30-an cuma naik 1,1%. Di Kanada, antara 2011 sampai 2017, gaji riil orang usia 35–44 tahun stagnan alias nggak naik sama sekali. Di Italia? Sama suramnya.

Nggak Cuma Gaji, Kekayaan Juga Seret

Boomer dulu bisa nikmatin kenaikan pasar saham empat kali lipat di era 80-an. Milenial sekarang juga cukup menikmati cuan dari pasar investasi yang cenderung naik. Tapi Gen X? Lagi-lagi apes.

Di tahun 2000-an, pas Gen X mulai serius cari cuan lewat investasi, pasar saham justru loyo. Efek dari gelembung dotcom dan krisis finansial bikin dekade itu jadi masa yang buruk untuk pertumbuhan kekayaan.

Jadi, Haruskah Kita Kasihan Sama Gen X?

Well, bukan soal kasihan, tapi soal memberi perhatian yang adil. Di balik diamnya, Gen X punya beban hidup yang nggak main-main. Mereka adalah tulang punggung keluarga dan masyarakat—tanpa banyak keluhan, tanpa banyak sorotan. Jadi kalau kamu punya orang tua, guru, atau bos yang termasuk Gen X, mungkin udah saatnya ucapin, “Thanks for surviving, and still thriving.”

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button