ICAO Tunjuk Rusia Bertanggung Jawab atas Tragedi MH17!

DigiTripX.id – Sudah hampir 11 tahun sejak tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 yang menewaskan 298 orang, dan akhirnya titik terang mulai muncul. Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Lembaga penerbangan di bawah naungan PBB, resmi menyatakan bahwa Rusia bertanggung jawab atas insiden nahas tersebut.
MH17 yang sedang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada 17 Juli 2014. Di tembak jatuh di wilayah Ukraina timur, tepat di tengah konflik antara separatis pro-Rusia dan militer Ukraina. Tragisnya, seluruh penumpang di dalam pesawat tewas, mayoritas berasal dari Belanda dan Australia.
Menurut laporan dari Reuters, ICAO akan mempertimbangkan langkah lanjutan dalam beberapa minggu ke depan, termasuk bentuk pertanggungjawaban apa yang harus di ambil Rusia.
Baca Juga : Mati Listrik Massal Spanyol dan Portugal: Transportasi Lumpu!
Belanda & Australia, Saatnya Keadilan Ditegakkan
Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, menyebut keputusan ICAO ini sebagai “langkah penting menuju penegakan kebenaran dan keadilan bagi para korban serta keluarga mereka.” Ia juga menegaskan, keputusan ini mengirimkan pesan kuat ke dunia bahwa pelanggaran hukum internasional tidak bisa di biarkan tanpa konsekuensi.
Senada dengan itu, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menyambut hangat keputusan ICAO. Ia mendesak agar proses menuju keadilan jangan di tunda-tunda lagi.
“Kami mendesak Rusia untuk akhirnya menghadapi tanggung jawabnya dan memberikan ganti rugi, sebagaimana diatur dalam hukum internasional,” tegas Wong.
Rusia Diminta Negosiasi, ICAO Bergerak Meski Tak Punya Kekuatan Hukum
Meski ICAO sendiri tidak punya kekuatan hukum seperti pengadilan internasional, lembaga ini punya power moral yang cukup kuat. ICAO juga punya peran penting dalam menetapkan standar penerbangan global yang di adopsi oleh 193 negara anggota.
Belanda dan Australia kini mendesak agar Rusia duduk dalam meja negosiasi untuk membahas tanggung jawab yang harus di emban, termasuk kemungkinan kompensasi kepada keluarga korban.
Sebagai catatan, pada November 2022 lalu, pengadilan di Belanda telah menjatuhkan vonis in absentia terhadap dua warga Rusia dan satu warga Ukraina yang di anggap terlibat dalam penembakan MH17.
Sumber: Reuters