Conclave Digelar 7 Mei, Siapa Nama Paus Baru yang Akan Dipilih?

DigiTripX.id – Vatikan tengah bersiap menyambut momen bersejarah. Conclave bakal di gelar pada 7 Mei untuk memilih Paus baru, menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul, dan dari merekalah satu sosok akan di pilih menjadi pemimpin baru Gereja Katolik sedunia.
Tapi jadi Paus bukan cuma soal terpilih—ada satu momen penting yang selalu bikin penasaran. Nama baru apa yang bakal dipilih sang Paus?
Tradisi Nama Paus: Lebih dari Sekadar Ganti Nama
Setelah terpilih, calon Paus akan ditanya dua hal oleh Dewan Kardinal. Apakah ia bersedia mengemban tugas suci ini, dan… nama apa yang ingin ia pakai? Yup, mengganti nama adalah tradisi wajib sejak ribuan tahun lalu. Nama ini bukan sembarangan. Ia membawa simbol, harapan, dan arah kepemimpinan ke depan.
Tradisi ini di mulai sekitar 500 tahun setelah era Santo Petrus, Paus pertama dalam sejarah. Saat itu, seorang pria bernama Mercurius memilih nama Yohanes II karena nama aslinya di anggap terlalu “pagan”, mirip dewa Romawi Merkurius. Sejak saat itu, setiap Paus baru hampir selalu memilih nama baru yang mencerminkan nilai atau pesan tertentu.
Baca Juga : Paus Fransiskus Wafat, Vatikan Tetapkan Masa Duka 9 Hari!
Apa Makna di Balik Nama-Nama Paus?
Menurut Liam Temple, asisten profesor sejarah Katolik di Universitas Durham, pemilihan nama sering terinspirasi dari Paus terdahulu yang sukses menghadapi krisis, mendorong reformasi, atau punya pengaruh besar secara spiritual.
Contohnya, Paus Fransiskus memilih nama itu untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi. Ikon perdamaian, pecinta alam, dan pembela kaum miskin. Nama itu langsung menggambarkan prioritas besar di masa kepemimpinannya. Cinta lingkungan, inklusivitas, dan reformasi dalam tubuh gereja.
Sementara itu, pendahulunya, Paus Benediktus XVI, memilih nama yang merefleksikan perdamaian dan rekonsiliasi, merujuk ke St. Benediktus dan Paus Benediktus XV, sosok penting saat Perang Dunia I.
Nama-Nama yang Diprediksi (Atau Justru Dihindari)
Ada satu nama yang hampir pasti tak akan di pakai Petrus. Alasannya? Nama ini di anggap sakral sebagai penghormatan untuk Paus pertama, Santo Petrus. Tapi siapa tahu, suatu hari nanti mungkin akan ada “Petrus II” sebuah nama yang dalam beberapa ramalan di kaitkan sebagai Paus terakhir sebelum akhir zaman.
Beberapa nama lain juga dianggap “berisiko”, seperti Urban, karena Urban VII dikenal memicu kontroversi sains-agama dalam kasus Galileo. Nama Pius juga di prediksi bakal dihindari karena di kaitkan dengan peran Paus Pius XII di masa Perang Dunia II.
Namun jika Paus baru ingin membawa semangat reformasi lebih lanjut, Temple menduga nama Leo akan jadi kandidat kuat mengacu pada Paus Leo XIII yang vokal soal keadilan sosial dan hak-hak pekerja.
Alternatif lainnya, nama Innocent bisa muncul sebagai simbol perang terhadap korupsi, terinspirasi dari Paus Innocent XIII.
Dan kalau Paus terpilih berasal dari negara berkembang, kemungkinan besar dia akan memilih nama yang lebih “global” dan kurang Italia-sentris seperti Gelasius, Miltiades, atau Victor.
Jadi, siapa nama Paus baru nanti? Jawabannya bakal terungkap pasca Conclave 7 Mei. Yang pasti, nama itu bukan cuma label—tapi isyarat tentang arah baru Gereja Katolik dunia.