Halal Nyasar! Malaysia Tarik Produk Makanan Impor Indonesia

DigiTripX.id – Dunia maya lagi-lagi di hebohkan dengan kabar soal produk makanan ringan dari Indonesia yang bikin geger karena terdeteksi mengandung DNA babi padahal sebagian udah punya label halal. Geger ini gak cuma bikin panik di Indonesia, tapi juga sampai ke Malaysia.
Melalui lembaga otoritas halalnya, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim), Malaysia langsung menanggapi. Dalam pernyataan resminya, Jakim menyebutkan telah memerintahkan penarikan segera terhadap produk makanan impor asal Indonesia yang terkait isu ini.
“Sebagai langkah pencegahan awal, Jakim telah memulai pemantauan bersama dengan Majlis Agama Islam Negeri (MAIN) dan Jabatan Agama Islam Negeri (JAIN) untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap produk-produk tersebut jika di temukan beredar di pasar lokal,” kata Datuk Dr Sirajuddin Suhaimee, Direktur Jenderal Jakim, seperti dikutip dari Malay Mail pada Rabu (23/4).
Baca Juga : Rapat Paripurna DPRD Provinsi Sulawesi Selatan
Bermula dari Temuan BPOM dan BPJPH Indonesia
Semua kekacauan ini berawal dari temuan mengejutkan yang di umumkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia. Mereka menyatakan bahwa dari 11 produk makanan ringan yang diselidiki, 9 produk terbukti mengandung unsur babi berdasarkan uji laboratorium.
Yang bikin lebih mencengangkan—beberapa dari produk itu ternyata udah punya sertifikat halal. Waduh!
Jakim pun nggak tinggal diam. Mereka menyerukan kepada seluruh importir produk tersebut di Malaysia agar segera melapor dan menarik produk dari pasaran. “Langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat Muslim serta menjamin produk yang beredar benar-benar halal dan thoyyib,” tambah Sirajuddin.
Fokus ke Konsumen dan Ketegasan Sertifikasi
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan rantai distribusi makanan halal internasional, apalagi untuk negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
Jakim juga menegaskan bahwa lembaganya akan bekerja sama dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) dan otoritas pengawasan makanan lainnya, untuk memastikan tidak ada celah bagi produk tidak layak konsumsi masuk ke pasar lokal.
Gimana Proses Sertifikasi Halal Bisa Kecolongan?
Sertifikasi halal sebenarnya melibatkan proses yang cukup ketat—mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi. Tapi, bisa jadi celah terjadi di level hulu, seperti kontaminasi silang, atau kesalahan input data dari pemasok bahan mentah. Inilah pentingnya uji laboratorium berkala dan pengawasan lintas negara.
So, Apa yang Bisa Kita Lakuin?
Sebagai konsumen, kita bisa lebih waspada dengan membaca label, cek nomor registrasi halal, bahkan sekarang bisa lewat aplikasi kayak Halal MUI atau Verify Halal dari Jakim buat ngecek keaslian sertifikat halal produk.