Lifestyle

Pasien Rentan Jadi Korban Pelecehan oleh Oknum Tenaga Medis?

Ini Fakta yang Jarang Dibahas!

DigiTripX.id – Pelecehan seksual di lingkungan rumah sakit dan klinik memang bukan cerita baru. Tapi, kenapa sih kasus ini masih terus terjadi? Dan yang bikin miris, kok bisa pasien yang sedang sakit dan butuh pertolongan malah jadi korban?

1. Relasi Kuasa: Saat Pasien Pasrah, Oknum Bisa Bertindak Semena-Mena

Dalam dunia medis, posisi pasien memang sangat bergantung pada tenaga kesehatan. Dokter atau perawat di anggap sebagai “ahli” yang tahu segalanya soal tubuh kita. Sayangnya, hubungan ini bisa di salahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Pasien sering kali merasa sungkan untuk bertanya atau menolak tindakan medis, apalagi saat dalam kondisi lemah. Inilah yang bikin mereka rawan di manipulasi dan di lecehkan tanpa sadar.

2. Ruang Tertutup dan Prosedur Medis yang Rentan Disalahgunakan

Pemeriksaan fisik yang harus menyentuh bagian tubuh tertentu memang bagian dari prosedur medis. Tapi, ketika di lakukan di ruang tertutup tanpa saksi, potensi penyalahgunaan makin besar.

Beberapa pasien bahkan mengaku tidak tahu apakah tindakan yang dilakukan dokter masih sesuai prosedur atau sudah melewati batas. Minimnya informasi soal prosedur medis bikin pasien makin rentan jadi korban.

Baca Juga : Media Sosial: Tempat Ekspresi atau Jebakan Digital?

3. Kurangnya Edukasi Soal Hak Pasien

Tahukah kamu bahwa pasien punya hak untuk:

  • Menolak tindakan medis tertentu,

  • Meminta pendamping selama pemeriksaan,

  • Mengganti tenaga medis bila merasa tidak nyaman?

Sayangnya, hak-hak ini jarang disampaikan secara terbuka. Banyak pasien yang bahkan tidak tahu kalau mereka bisa bilang “tidak” dalam proses pemeriksaan medis.

4. Budaya Tabu Bikin Korban Memilih Diam

Di masyarakat kita, pelecehan seksual masih dianggap sebagai aib. Alih-alih mendapat dukungan, korban seringkali disalahkan. Alhasil, banyak yang memilih diam daripada melapor.

Belum lagi proses hukum yang panjang dan rumit, yang kadang bikin korban trauma dua kali.

5. Perlu Sistem Pengawasan dan Edukasi Lebih Kuat

Solusi dari masalah ini bukan hanya soal menghukum pelaku, tapi juga membangun sistem yang melindungi pasien dari awal. Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Mewajibkan kehadiran pendamping saat pemeriksaan sensitif,

  • Edukasi publik soal hak pasien,

  • Pengawasan ketat terhadap praktik medis di rumah sakit dan klinik,

  • Mendorong tenaga medis untuk menjunjung tinggi etika dan empati.

Jangan Biarkan Jas Putih Jadi Topeng Pelecehan

Jas putih adalah simbol kepercayaan, bukan alat untuk menyamarkan kekerasan. Kasus pelecehan seksual oleh oknum tenaga medis harus jadi perhatian serius. Edukasi, kesadaran, dan keberanian untuk bersuara adalah kunci agar kasus ini tidak terus berulang.

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button