Talenta AI Dunia: Israel Jawara, Indonesia di Mana Nih?

DigiTripX.id – Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) makin panas aja nih jadi topik global! Bukan cuma jadi bahan obrolan di tongkrongan tech enthusiast, tapi juga jadi ajang persaingan serius antarnegara dan perusahaan besar di seluruh dunia.
Gimana enggak? Perusahaan-perusahaan sekarang rela jungkir balik cari karyawan yang melek AI. Bahkan, mereka lebih milih kandidat yang belum berpengalaman tapi ngerti AI, daripada yang udah punya jam terbang tapi gaptek AI. Ini bukan isapan jempol lhoโdata dari laporan Microsoft dan LinkedIn tahun 2024 bilang begitu.
AI Skill: Tiket Emas Dunia Kerja
Dalam survei ke 31.000 responden dari 31 negara, 66% pemimpin perusahaan bilang mereka nggak bakal rekrut karyawan yang gak punya keterampilan AI. Gak cukup sampai di situ, 71% lainnya ngaku lebih milih fresh graduate jago AI ketimbang orang berpengalaman tapi buta teknologi ini.
Jadi, bisa dibilang kemampuan AI sekarang udah kayak “tiket emas” buat masuk ke dunia kerja, khususnya industri yang lagi go digital habis-habisan.
Baca Juga : Dramatis! Astronaut NASA Pulang Setelah 9 Bulan di Luar Angkasa
Negara Jagoan Talenta AI: Israel Melesat, China dan AS Absen?
LinkedIn merilis metrik bernama โKonsentrasi Talenta AIโ buat ngukur sebaran kemampuan AI di tiap negara. Yang dihitung bukan cuma jago engineering AI kayak machine learning atau natural language processing, tapi juga literasi teknologi kekinian seperti ChatGPT atau GitHub Copilot.
Hasilnya cukup mencengangkan. Israel jadi negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi di dunia, bahkan ngalahin negara-negara besar! Nih, daftar lengkapnya:
-
๐ฎ๐ฑ Israel (1,98%)
-
๐ธ๐ฌ Singapura (1,64%)
-
๐ฑ๐บ Luksemburg (1,44%)
-
๐ช๐ช Estonia (1,17%)
-
๐จ๐ญ Swiss (1,16%)
-
๐ซ๐ฎ Finlandia (1,13%)
-
๐ฎ๐ช Irlandia (1,11%)
-
๐ฉ๐ช Jerman (1,09%)
-
๐ณ๐ฑ Belanda (1,07%)
-
๐ฐ๐ท Korea Selatan (1,06%)
Menariknya, negara raksasa teknologi macam China dan Amerika Serikat malah gak masuk top 10! Salah satu alasannya, banyak talenta AI di China gak terdeteksi di LinkedIn karena platform itu dibatasi oleh penyensoran.
Belajar dari Negara Kecil Tapi Gesit
Menurut Chua Pei Ying, Kepala Ekonom LinkedIn untuk Asia-Pasifik, negara-negara kecil kayak Singapura, Luksemburg, Estonia, dan Israel bisa ngebut karena ekosistemnya mendukung. โPerusahaan di sana serius investasi dalam pengembangan skill, dan pemerintah mereka kasih karpet merah untuk pembelajaran berkelanjutan,โ jelasnya.
India Masih Ngegas
Meski belum masuk 10 besar, India gak bisa diremehkan. Negara ini catat lonjakan 252% talenta AI sejak 2016 dan naik 33,4% YoY dalam perekrutan tenaga AI selama 2024. Sinyal kuat kalau India serius ngejar ketertinggalan!
Singapura: Juara Belajar AI
Kalau soal semangat belajar, Singapura jadi juaranya. Para pekerja di Singapura menghabiskan waktu 40% lebih banyak untuk belajar AI dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Sumber: CNBC