Vietnam Beri Lampu Hijau Starlink, Elon Musk Makin Moncer?

DigiTripX.id – Sikap Vietnam terhadap layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk mengalami perubahan besar. Jika sebelumnya negeri berjuluk “Naga Asia” ini menolak masuknya Starlink karena aturan ketat soal kepemilikan asing. Kini pemerintahnya mulai membuka pintu untuk layanan tersebut.
Dulu Ditolak, Sekarang Diberi Ruang
Pada akhir 2023, rencana SpaceX perusahaan induk Starlink untuk masuk ke Vietnam terbentur tembok tebal. Pemerintah Vietnam kala itu bersikeras mempertahankan aturan yang melarang kendali asing atas penyedia layanan internet satelit. Akibatnya, 100 juta penduduk Vietnam belum bisa menikmati layanan internet dari konstelasi satelit milik Musk tersebut.
Namun, situasi berubah drastis. Dilansir Reuters pada Selasa (18/2/2025). Vietnam kini tengah menyiapkan regulasi baru yang memungkinkan Starlink beroperasi di negaranya. Meski begitu, pemerintah tetap ingin mempertahankan kendali penuh atas operasional layanan tersebut.
Manuver Vietnam di Tengah Tekanan AS
Banyak yang menilai langkah Vietnam ini sebagai strategi diplomasi cerdas. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump baru saja mengisyaratkan ancaman tarif impor baru yang bisa berdampak besar pada perekonomian Vietnam, mengingat negara tersebut sangat bergantung pada ekspor ke AS.
Musk, yang dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Trump, kini menjabat sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) AS dan turut mendanai kampanye Trump dalam pemilu lalu. Seorang sumber anonim mengatakan bahwa perubahan sikap Vietnam ini bisa saja bagian dari “diplomasi transaksional” untuk meredam potensi tekanan dari pemerintahan Trump.
Baca Juga : Trump & Putin Ketemu di Arab Saudi, Perdamaian Ukraina Kah?
Regulasi Baru dan Investasi Jumbo
Draf regulasi yang sedang di siapkan Vietnam di kabarkan akan memungkinkan kontrol asing penuh bagi penyedia layanan internet satelit hingga 2030. Aturan ini termasuk dalam dokumen setebal 12 halaman yang bertujuan “menghapus hambatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi”.
Sejalan dengan perubahan kebijakan ini, SpaceX di sebut-sebut semakin memperluas jaringannya di Vietnam. Bahkan, pemerintah Vietnam menyebut perusahaan asal AS tersebut telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi sebesar US$1,5 miliar (sekitar Rp24,4 triliun) di negara itu.
Jika Starlink berhasil menggaet banyak pelanggan di Vietnam, hal ini dapat membantu mengurangi surplus perdagangan Vietnam dengan AS, yang pada 2024 lalu mencetak rekor tertinggi sebesar US$123,5 miliar (sekitar Rp2.000 triliun). AS sendiri di ketahui sedang menyoroti negara-negara dengan ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan.
Mencegah Dampak Tarif Impor
Minggu lalu, Trump menginstruksikan timnya untuk menyusun kebijakan tarif balasan bagi negara-negara yang mengenakan pajak impor pada AS. Vietnam, sebagai salah satu negara dengan surplus perdagangan tinggi dengan AS, tentu harus lebih waspada.
Selain membuka peluang bagi Starlink, Vietnam juga tengah menjajaki opsi lain untuk menyeimbangkan neraca dagangnya dengan AS. Salah satunya adalah dengan meningkatkan impor produk agrikultur dari Negeri Paman Sam.
Bagi Elon Musk, perubahan sikap Vietnam ini tentu menjadi angin segar. Jika regulasi benar-benar di terapkan, Starlink akan memiliki pasar baru yang besar di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat posisinya dalam persaingan industri internet global.