Jepang Terancam Sepi! Cuma Ada Satu Anak di Tahun 2720?

DigiTripX.id – Bayangin kalau di Jepang nanti cuma ada SATU anak doang! Kedengeran kayak plot film sci-fi, kan? Tapi ini bukan fiksi, loh. Menurut prediksi seorang profesor dari Universitas Tohoku, Hiroshi Yoshida, tren penurunan angka kelahiran di Jepang bisa bikin negara ini nyaris tanpa generasi muda di masa depan.
Beneran Nih? Kok Bisa?!
Angka kelahiran di Jepang tuh udah menurun drastis selama bertahun-tahun. Nah, Yoshida sampai bikin ‘jam konseptual’ buat mantau seberapa cepat populasi anak-anak di Jepang berkurang. Berdasarkan hitungan terbarunya, di tanggal 5 Januari 2720—yup, 695 tahun dari sekarang—Jepang cuma bakal punya SATU anak di bawah usia 14 tahun! Nggak kebayang, kan?
Prediksi ini semakin bikin syok karena sebelumnya diperkirakan terjadi dalam 800 tahun, tapi ternyata lebih cepat 100 tahun dari perkiraan awal. Parahnya lagi, tingkat penurunan anak-anak per tahun mencapai 2,3%, yang artinya makin lama makin gawat!
Statistik yang Bikin Geleng-geleng
Melansir dari Japan Times, data terbaru makin bikin kita sadar kalau Jepang lagi di ujung tanduk. Dari Januari sampai Juni tahun lalu, jumlah kelahiran di sana cuma 350.074 bayi, turun 5,7% dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, dibanding tahun 2022, angka kelahiran di 2023 juga drop 3,6%, alias berkurang sekitar 13.890 kelahiran.
Buat pemerintah Jepang, ini bukan main-main. Kalau generasi muda makin sedikit, siapa yang bakal jadi pekerja, inovator, dan penggerak ekonomi di masa depan? Ini kayak bom waktu yang bisa meledak kapan aja!
Baca Juga : Kasus Bunuh Diri Anak Sekolah di Jepang Pecahkan Rekor!
Pemerintah Panik, Mulai Gercep Cari Solusi
Tau nggak sih? Pemerintah Jepang udah coba berbagai cara biar warganya mau punya anak. Dari ngasih insentif keuangan, fleksibilitas cuti melahirkan, sampai kampanye supaya masyarakat lebih terbuka sama konsep pernikahan dan keluarga. Tapi nyatanya, masih banyak anak muda Jepang yang ogah punya anak. Alasannya? Ya, mulai dari biaya hidup yang mahal, budaya kerja gila-gilaan, sampai stigma sosial yang bikin mereka mikir ulang buat berkeluarga.
Masa Depan Jepang di Titik Kritis?
Kalau nggak ada perubahan besar, bisa-bisa Jepang bakal mengalami krisis tenaga kerja parah. Udah kebayang, kan, kalau populasi produktif makin habis, siapa yang bakal ngejalanin roda ekonomi? Ini bukan cuma masalah Jepang, loh. Fenomena ini juga menghantui negara lain kayak Korea Selatan dan China.
Jadi, pertanyaannya sekarang, bisakah Jepang bangkit dari ancaman ini? Atau kita bakal lihat masa depan di mana Jepang jadi negeri tanpa anak-anak?