Lifestyle

Kesepian Ekstrem di Korea Selatan Bikin Pemerintah Turun Tangan

DigiTripX.id – Kalian tahu nggak sih, di balik gemerlapnya K-pop dan drama Korea yang bikin baper, ada sisi kelam di Korea Selatan yang jarang di bahas? Yup, setiap tahunnya, ribuan warga Korea Selatan, terutama pria paruh baya, meninggal sendirian tanpa keluarga atau teman.

Yang lebih sedih lagi, tubuh mereka sering baru ditemukan setelah berhari-hari. Bahkan berminggu-minggu kemudian. Fenomena ini di sebut “godoksa”, yang artinya mati kesepian.

Mengutip laporan dari CNN, situasi godoksa ini sudah parah banget sampai-sampai Pemerintah Kota Seoul memutuskan untuk bertindak. Mereka menganggarkan 451,3 miliar won atau sekitar Rp5,1 triliun untuk mengatasi masalah kesepian ini selama lima tahun ke depan. Misinya? Menciptakan kota di mana nggak ada lagi warganya yang merasa kesepian.

Baca Juga : Gunung Fuji Tanpa Salju untuk Pertama Kalinya dalam 130 Tahun!

Nggak cuma itu, Seoul juga berencana menyediakan layanan psikologis, membangun lebih banyak ruang terbuka hijau, dan menyediakan makanan bergizi bagi penduduk setengah baya dan lanjut usia. Mereka juga bakal mengadakan berbagai kegiatan seru buat mendorong warga keluar rumah dan bersosialisasi, seperti berkebun, olahraga, klub buku, dan masih banyak lagi!

Para ahli sih menyambut baik langkah ini. Tapi, mereka juga bilang kalau sebagian kasus kesepian di Korea terkait sama budaya setempat yang sulit di ubah. “Kesepian adalah masalah sosial yang signifikan saat ini, jadi upaya atau kebijakan untuk mengatasinya mutlak diperlukan,” ujar An Soo-jung, profesor psikologi di Universitas Myongji.

Nah, beda budaya beda juga cara pandang soal kesepian. Di banyak negara, kesepian itu biasanya dirasakan kalau hubungan sosial nggak memuaskan. Tapi di Korea, orang merasa sangat kesepian ketika mereka nggak punya tujuan atau merasa nggak berharga.

Studi terbaru juga menyebutkan kalau epidemi kesepian ini mencerminkan budaya Korea yang sangat menekankan hubungan sosial. Akibatnya, warga mungkin merasa gagal kalau mereka nggak memberikan dampak signifikan pada orang lain atau masyarakat.

Baca Juga : Fosil Dinosaurus Pertama di Pulau Terpencil Hong Kong!

Faktor lainnya? Jumlah orang yang hidup sendirian makin meningkat, interaksi sosial di luar pekerjaan dan keluarga menurun, dominasi media sosial yang kadang bikin kita merasa kurang, dan budaya kompetitif yang berorientasi pada prestasi. Semua itu makin mendorong perasaan kesepian di kalangan warga Korea Selatan.

Angka kematian karena kesepian pun meningkat. Pada 2023, jumlahnya mencapai 3.661 kasus, naik dari 3.559 kasus pada 2022 dan 3.378 kasus pada 2021, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Lebih dari 84% kematian tersebut adalah laki-laki, terutama yang berusia 50-an dan 60-an. Jadi, pria paruh baya benar-benar rentan nih terhadap risiko meninggal sendirian.

Fenomena godoksa ini jadi pengingat buat kita semua bahwa kesepian itu nyata dan bisa berdampak serius. Semoga dengan langkah pemerintah dan kesadaran masyarakat, nggak ada lagi deh yang merasa sendirian di tengah keramaian kota. Yuk, mulai sekarang kita lebih peka dan peduli sama orang-orang di sekitar kita!

Digitripx

Your Digital Destination. Channel Youtube : DigiTripX Media

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button