DigiTripX.id – Indonesia kekurangan talenta digital? Yap, betul banget! Setiap tahun, Indonesia kekurangan sekitar 500 ribu ahli digital untuk mengisi kebutuhan yang terus bertambah. Menurut Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, di perkirakan pada tahun 2030 nanti, kita membutuhkan sekitar 12 juta talenta digital. Wow, banyak banget, kan?
Sayangnya, perguruan tinggi kita baru bisa menyediakan sekitar 9 juta lulusan yang siap pakai. Artinya, masih ada kekurangan 3 juta talenta sampai 2030 mendatang. Tapi, tenang! Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gak tinggal diam kok.
Baca Juga : Makan Siang Bergizi untuk Anak-Anak: Nggak Boleh Asal!
Dalam upaya pencetakan talenta digital sejuta umat, Kominfo berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Indonesia. Mereka telah meluncurkan sebuah akademi daring yang bertujuan untuk menyiapkan satu juta warga Indonesia di bidang keamanan siber dalam lima tahun ke depan. Keren, kan?
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan kapabilitas keamanan siber nasional. Melalui platform Digital Talent Scholarship (DTS), akademi ini akan mengasah pengetahuan dasar dan keterampilan praktis para peserta, baik itu individu maupun usaha kecil yang ingin naik kelas.
Baca Juga : Artis Sebagai Pemimpin Bangsa: Gimana Pandangan Anak Muda?
Vikram Sinha, orang nomor satu di Indosat Ooredoo Hutchison, menambahkan, “Program beasiswa digital ini akan membantu kita mencapai misi untuk melatih dan memberdayakan lebih banyak talenta Indonesia. Keamanan siber adalah topik yang kita prioritaskan.”
Untuk kalian yang tertarik, persiapkan diri! Mulai dari 1 Oktober, pelatihan ini di buka untuk umum. Syaratnya cukup mudah. Punya KTP Indonesia dan harus bisa menunjukkan kamu termasuk dalam kategori mana, seperti ASN, mahasiswa, atau masyarakat umum.
